Memo Ketua PWM SB 16.1.17, Santri Muallimin Nindi ke Jepang

 
Nindi Ningsih, Santri PP Tahfiz Quran Muhammadiyah Sawah Dangka , Bukittinggi di Jepang.

Memo Ketua PWM SB 116.1.17, Santri  Muallimin   ke Jepang


Bismillah.  Pada Peringatan Milad 104 Muhammadiyah di Yogyakarta 18 November 2016, Ketua PWM diberitahu Sekretaris Lembaga Kerjasama dan Hubungan Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah Dr. Wachid Ridwan    satu hal  yang menggembirakan.

Salah seorang santri dari Pesantren Muhammadiyah Sumbar dikirim ikut pertukaran pelajar ke luar negeri. Untuk kali ini ke Jepang. Yang beruntung lulus seleksi adalah Nindi Ningsih dari Pondok Pesantren Muhammadiyah (PPM) Tahfizul Quran Muallimin Muhammadiyah Sawah Dangka Bukittinggi. 
Sekjen PP Muhammadiyah Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed  (duduk depan kanan) bersama santri dari berbagai pondok pesantren  dan pelajar serta siswa sekolah Muhammadiyah melepas keberangkatan pertukaran pelajar ke Jepang pertengahan Januari 2017 ini. (Foto: Kiriman Ustazd Utama Wardi PPM Tahfiz Quran Muallimin Muhammdiyah Sawah Dangka, Bukittinggi)

Hal itu disinggung di dalam  bagian motivasi untuk santri dalam pidato Ketua PWM pada Peringatan Hari Bela Negara, Peresmian Qabilah Hizbul Wathan (HW) ,  Pembukaan Kemah HW  19 Desember 2016. Dan alhamdulillah, hal itu kini menjadi kenyataan. Nindi sedang di Jepang bersama 9 orang lain dari Indonesia.

Pertukaran pelajar, mahasiswa dan pemuda keluar negeri sudah tak asing bagi setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Ke Amerika sejak tahun 60-an ada program AFS yang kini disebut Bina Antar Budaya untuk Siswa SMA setahun di Amerika.  

Sekarang di modifikasi setahun di berbagai negara di dunia yang berkolaborasi dengan AFS Amerika. Artinya kalau dulu siswa AFS Indonesia hanya ke Amerika, sekarang mereka dapat juga ke negara lain di luar itu Amerika, seperti Jepang Australia, Negara-negara Eropa dan lainnya.

Pertukaran pemuda juga sudah berlangsung lama. Dari 1974-2015  Indonesia-Canada World Youth Exchange Program, kemudian menjadi Youth Leader in Action lalu menjadi  Global Youth fokusnya adalah international community development, cultural exchange dan language learning; lalu  Kapal Pemuda ASEAN dan Jepang sejak tahun 1974. Fokusnya andalah friendship and partnership. Ada pertukaran pemuda Indonesia-Australia dan Malaysia sejak 1981 fokusnya cultural exchange. Indonesia-Korea, China, India sejak 2010.  Fokusnya youth collaboration.

Santri dan siswa Muhammadiyah di Jepang mengikuti  program pertukaran pelajar.
Belum lagi program irregular dengan Amerika seperti beasiswa short study pelajar, guru, studi pluralisme, budaya, bahasa, musik, kepemimpinan, wiraswasta dan  pemerintahan. Pada tahun 2005 April, Mei, Juni penulis memo ini diundang Direktorat Kebudayaan  dan Pendidikan Kementerian Luar Negeri Amerika  mengikuti IVLP (International Visitor Leadership Program) on  Grassroots Democracy pada beberapa kota dan negara bagian.

Mulai dari Washington, DC. Portland, Maine. Huntsville dan Birmingham, Alabama. Albuquerque dan Santa Fe New Mexico,  dan Seattle Washington. Pada tahun 2005 itu Amerika mengundang generasi muda dan pemimpin dunia untuk melakukan lawatan, seminar dan studi singkat serta berbagai program sampai 5 ribu orang dari seluruh dunia.

Penulis memo ini masa mudanya menjadi participant, group leader dan county coordinator Indonesia-Canada World Youth Exchange Program, 1980/1982; 1982/1983; 1984/1985 di Provinsi-provinsi Alberta, Saskatchewan dan Ontario.

Pada December  tahun 2013 untuk  Canada World Youth dan Indonesia Program on Youth Leader in Action,  dia diminta menjadi peserta tim dan nara sumber review program    oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI ke Kanada. Tim itu melakukan review di Kantor Pusat CWY Montreal. Lalu ke Halifax dan Truro, Nova Scotia/ Kemudian Charlottetown, Prince Edward Island. Bertemu Dubes RI di Ottawa dan berkunjung  ke Toronto.

Pada Februari 2015 dia mengikuti working session  dalam kapasitasnya sebagai Senior Executive Advisor dan President Alumni Indonesia 1989-993 di Montreal, Quebec. Kemudian  berkunjung ke  Dubes RI  DR. Teuku Faizasyah yang baru menjabat Agustus 2014.  Ada reuni terbatas di Wisma Indonesia di   Ottawa . Kemudian  ke  Toronto berkunjung ke Konsulat Jendral R, bertemu masyarakat Indonesia serta reuni teman lama. Kemudian  Niagara Falls,  Ontario setelah itu.

Di sela-sela Rapat Kerja (Working Session), Montreal, Feb 2015

Gerbang Kampus McGill University, Montreal, Feb 2015. 

University Ottawa February 2015.



Pertukaran siswa, mahasiswa dan pemuda, itu semua pendidikan informal dan non-degree. Kalau pendidikan formal dengan  beasiswa akademik degree itu sudah rutin atau regular di puluhan universitas di Amerika, Inggris, Jerman, Arab, Mesir, Australia, Jepang, Russia dan seterusnya. Pada kaman Habibi menjadi menteri Ristek dan Ketua BPPT dulu, puluh an ribu, malah.

Keadaan itu mengalami pasang naik dan pasang surut. Pasang naik adalah pada tahun 70 sampai awal 90-an sebelum reformasi. Ketika reformasi banyak program itu yang terhenti dengan berbagai alasan baik dari dalam negeri maupun dari negara partner luar negeri.

Muhammadiyah, nampaknya tidak banyak terpengaruh oleh keadaan. Secara berkelanjutan, sejak zaman Drs. H. Lukman Harun menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah membidangi Luar Negeri dan Hubungan Publik, lalu lintas angkatan muda ke luar negeri melalui pendidikan formal dan informal itu cukup dinamis, banyak dan sangat menggairahkan. 

Setiap bulan ada saja tokoh, warga dan pimpinan serta angkatan muda Muhammadiyah mengikuti kunjungan, seminar, workshop dan lawatan dengan   berbagai tema dan agenda. Begitu pula pengiriman mahasiswa dari Muhammadiyah untuk kuliah di berbagai universitas di Timur Tengah, Amerika dan Australia, Jepang, Eropa dan Inggris cukup intensif. 

Walaupun begitu, pemerataan kesempatan belum optimal. Tentu saja dengan berbagai alasan. Tetapi tetap saja peluang itu ada. Di dalam ingatan penulis memo ini, dia pernah ikuti program dari PP Muhammadiyah pada tahun 1994, 1996, 2005, 2010 dan 2011.

Mulai dari Konferensi Dunia, Agama dan Perdamaian di Roma dan Riva del Garda, Italia; Konferensi Asosiasi Konstitusi dan Parlemen Sedunia di Barcelona, Sepanyol; Konferensi Konfederasi Buruh Islam Internasional di Malaysia; Workshop Universitas Terbuka oleh Konfederasi Buruh Islam Internasional di Maroko; dan  Konferensi Nushrah lil Quds di Kairo, Mesir dan lain-lain.

Sekarang dengan  terus berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di berbagai negara di dunia, migrasi dan mobilitas demeografis dan geografis warga Muhammadiyah semakin mudah. Data terakhir sudah 21 PCIM di luar negeri dan itu terus bertambah. 

Pada 1-8 Novembeer 2016 Ketua PWM SB bertemu dengan warga, mahasiswa  dan AMM Muhamadiyah di Australia Barat. Kabar terbaru bahkan PP Muhammadiyah kini sedang aktif mempersiapkan Universitas Muhammadiyah Malaysia.  Ketua Umum PP Muhamamdiyah Dr. Haedar  sedang intensif menggarap berdirinya UMM Malaysia ini. 

Ingatan datang tiba-tiba. Jauh sebelum inisiatiaf  di atas, PWM Sumbar telah melakukannya.   Ketua PW Muhammadiyah Sumbar 2005-2010, Drs. Rb Khatib P Kayo semasa beliau masih anggota PWM pada 17 tahun lalu (2000) sudah mendirikan bersama Muhammadiyah setempat Kolej Islam Muhammadiyah (KIM) Singapura. KIM   bekerjsama dengan IAIN Imam Bonjol Padang di masa Rektor IAIN Prof. Dr. H. Mansur Malik.  

Di antara dosennya dari Sumbar di datangkan. Mereka antara lain almarhum Prof. Dr. H. Mansur Malik, Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin., Prof. Dr. Edi Syafri, almarhum Prof. Dr. H. Nasrun Harun, MA., Prof. Dr. H. Maidir Harun,  Prof. Dr. H. Makmur Syarif, SH., M.A., DR. H Shofwan Karim Elhussein, MA.,  Dr. H. Eka Putra Wirman, MA.,  Drs. H. RB Khatub Pahlawan Kayo, Dra. Hj. Mailiarni Rusli dan Drs. H. Adrian Muis Chatibsaripado.

Pada tahun 2003 diadakan Pertemuan Regional Muhammadiyah Sumbar, Bengkulu, Jambi, Riau, Riau Kepulauan, Singapura, Malaysia dan Thailand. Dengan Inisiator PWM Sumbar. Waktu itu Ketua PWM Sumbar adalah H. Shofwan Karim, Sekretaris H. Mirwan Pulungan, Bendahara H. Munir Indra , Wakil-wakil Ketua H. Anas Djamil, .H. RB Khatib  Pahlawan Kayo, H. Ansharudin Kasim, H. Dasman Lanin, H. Syamsir Raust, H. Adrian Muis,  H. Ilpi Zukdi, H. Amsarudin Chan. 

Bertempat di Lubuk Basung, Agam, Regional Meeting itu disambut baik dan didukung penuh Gubernur H. Zainal Bakar, Bupati Agam H. Aristo Munandar masa itu. Pelaksana ditunjuk PDM Agam dengan Penanggungjawab PWM. Di bawah kepemimpinan PDM Agam H. Abdul Hanif AR St. Mansur. Pertemuan besar itu didukung penuh  seluruh pimpinan dan warga Muhammadiyah, Asyiah, UMSB, Ortom, AMM dan Pemerintah serta tokoh masyarakat Sumbar dan semua provinsi dan negara yang ikut. Regional Meeting itu sukses. 

Acara itu dihadiri 3000 (tiga ribu) orang dari provinsi kawasan tengah dan utara-selatan Sumatera dan 3 negara ASEAN Singapura, Malaysia dan Singapura. Dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir rombongan besar d bawah Ketua (waktu itu belum ada istilah Ketua Umum) Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif dan beberapa Wakil Ketua, Rosyad Saleh, Muhammad Muqaddas, Syukrianto AR, M. Good Will Zubair.  

Dari Pemerintah  Pusat datang Menteri Agama Prof. Dr. Said Agil Hussein Munawar dan Mantan Menteri Agama Dr. H. Tarmizi Taher bersama tokoh nasional Mantan Menteri Perhubungan,  Mantan Ketua DPA, Letjen n TNI Dr (HC) Ir. H. Azwar Anas serta anggota DPR RI dan tokoh Parpol Perwakilan  Kantor Negara Sahabat di Medan, serta tokoh-Minang Jakarta dan rantau lainnya. 

Waktu itu diputuskan bahwa kerjasama regional Muhammadiyah diteruskan setiap tahun bergilir setiap PWM dan 3 negara sahabat ASEAN tersebut tadi. Diupayakan melahirkan berbagai amal usaha yang monumental dan berkemajuan. Kota Batam,  diharapkan menjadi "Hub" (sumbu) pusat kegiatan Regional karena mudah dijangkau dari berbagai kawasan. 

Keputusan-keputusan tadi diadopsi PP Muhammadiyah dan disesuaikan dengan apa yang telah menjadi keputusan Muktamar 2005 di Malang, Jatim.  Sekarang ada Muhammadiyah ASEAN yang cukup aktif berkolaborasi di bawah koordinasi Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI)  PP Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Hubungan Internasional ini adalah Prof. Dr. H. Bahtiar Effendy. Sementara LHKI dipimpin oleh Ketua dan  Sekretaris Dr. H. Ahmad Junaidi dan Dr. H. Wachid Ridwan. Sebelumnya diketuai oleh Dr. H. Rizal Sukma yang kini menjadi Dubes RI untuk Kerajaan Inggris di London. 

Atas inisiatif BKHLN PP Muhammadiyah, pada 30 November 2016 lalu melakukan konferensi internasional, Islamic Unity for Progressive Muslims dihadiri beberapa peserta negara sahabat Asia, Eropa, Australia dan PCIM seluruh dunia. Bertempat di Gedung MPR RI.  Dan dilanjutkan 1-2 Desember 2016 pertemuan konsolidasi Muhammadiyah ASEAN di Hotel Syariah Syofyan Menteng Jakarta. (Bersambung)







Komentar

pelangi senja mengatakan…
Tahun 2011, 2012 Adrian Muis juga turut mengajar Kemuhamnadiyahan di Kollej Islam Muhammadiyah Singapore
Terimakasih atas penyemournaan data dan sudah dikoreksi di antaranya......Drs. H. Adrian Muis Chatib Saripado. Harap maklum. Wassalam.

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan