Memo Ketua PWM Sumbar, 13 Jan 2017, Rusunawa itu Kini Sudah Selesai



http://harianhaluan.com/news/detail/51907/pembangunan-rusunawa-ppm-alkautsar-dimulai




Rusunawa itu Kini Sudah Selesai


Padang, Shofwan Memo (13/1/17)

Kemarin (12/1/17) ketika Seminar Pendidikan Nasional dan meresmikan beberapa amal usaha di PPM al-Kaustar kelihatan Rusunawa sudah selesai. Diperkirakan  menurut Dafri, Pimpinan PPM akan diresmikan pemakaiannya bulan Februari ini. Sayang, tak ada terlintas di hati untuk mengambil gambarnya.

Walaupun begitu, ketika membalik koran yang menulis soal agenda kemarin yang cukup promotif, tangan ini menyentuh lembaran e-paper Haluan yang menulis tentang dimulainya pembangunan gedung itu pada bulan April 2016. Inilah cuplikannya.

http://harianhaluan.com/news/detail/51907/pembangunan-rusunawa-ppm-alkautsar-dimulai

Pembangunan Rusunawa PPM Al-Kautsar Dimulai


LIMA PULUH KOTA — Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Dr. Drs Shofwan Karim Elha,MA bersama Bupati 50 kota melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rusunawa Pondok Pesan­tren Modern Al-Kautsar Muhammadiyah di Nagari Sarilamak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kamis, (14/4/).

Rusunawa PPM Al-Kautsar tersebut akan dibangun diatas lahan seluas 6000 meter persegi dengan luas bangunan 2.494 meter dan rencanana akan dibangun mulai awal pertengahan April selama 180 hari kerja atau sekitar bulan Oktober dengan alokasi anggaran Rp9 miliar.

Katanya, gedung rusunawa PPM Al­kautsar ini dibangun diatas lahan seluas 6000 meter persegi dan bangunannya seluas 2.494 meter dengan tiga tingkat yang berasal dardakwah i bantuan Kemenpera sebesar Rp9 Milyar.

Ketua PWM Sumbar juga mengatakan secara nasional ada tiga misi utama dari Muhammadiyah antar lain dakwah amal makruf nahi mungkar, tajdid dan pe­ne­rapan teologi alamaun. Terkait dengan penerapan teologi Al-Maun. Mu­ham­madiyah melakukan langkah staregis dengan pembinaan kader dengan mengop­timalkan pesantren khususnya PPM Al-Kautsar untuk menciptakan kader ber­kualitas dan tangguh. “Al-jamaatu rahmah, al-firqatu adzaabah (Berjamaah itu rahmat dan berpecah belah itu azab,red) dengan semboyan basamo mako manjadi”, ujar DR.H. Shofwan Karim Elha, MA.

Dia mengungkapkan tanpa keber­samaan apapun yang dikerjakan tidak akan menjadi, apalagi kalau berpecah belah, saling curiga, saling membenci, saling memfitnah, sudah bisa dipastikan ke­han­curan atau bahkan mungkin azab akan turun. Oleh karena itu saya berharap seluruh elemen yang ada agar dapat berkerjasama dalam membangun bangsa ini untuk bisa berdiri tegap menghadapi tantangan dakwah yang kian kompleks. “Pembangunan rusunawa PPM Al-Kautsar bertingkat tiga dan megah ini haruslah sejalan dengan pembangunan kekompakan dan semangat serta keikhlasan dari ele/ment Muhammadiyah di Sumbar dengan semangat Basamo Mako Manjadi kalau bacarai manjadi Azab,” ujarnya.

Ketua Panitia pembangunan PPM Al-Kautsar Dafri Harweli,M.Pd.I mengatakan pembangunan rusunawa ini perjuangan yang cukup panjang. Rusunawa ini Se­betulnya sudah harus di bangun pada tahun anggaran 2015 yang lalu, tapi entah kenapa pembangunan tersebut urung dil­ak­sana­kan. Tersiar kabar bahwa bantuan tersebut sudah dialihkan ketempat lain. Akan tetapi berkat kegigihan mudir akhirnya bantuan ini bisa didapatkan kembali.

Bantuan ini betul-betul merupakan Nikmat yang sangat besar yang diterima bagi keluarga besar PPM Al-Kautsar. Karena hingga kini PPM Al-kautsar belum mempuyai asrama yang representatif bagi santri, Baik santriwan maupun santriwati.

Dengan dibangunnya rusunawa ini berarti PPM Al-Kautsar akan memiliki Asrama yang megah dan dapat menampung banyak santri. “Terima kasih Dr.H.Saleh Partaonan Daulay, pemk0 50 kota, kepala Dinas PU, kepala Kemenag dan Bupati Limapuluh kota dan seluruh pihak yang juga memberikan kontribusi yang sangat besar hingga bantuan ini bisa didapatkan,” ujarnya.

Turut memberikan sambutan, KaSubag TU Kemenag Lima Puluha Kota Drs. Ifkar, M.Ag dan Ketua BP ICM, Risman Muchtar. (h/dn/rel)

Peninjauan Rusunawa, 28 Juli 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan