Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Milad Muhammadiyah 107H/104 di Padang
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Milad Muhammadiyah 107H/104 di Padang
PADANG - PW Muhammadiyah Sumbar menggelar Milad Muhammadiyah 107H/104M di GOR Indoor UNP Padang, Ahad, (8/1/2016). Milad ini dihadiri dan sebagai pentausiah KetuM PP Muhammadiyah. Tema "Membangun Karakter Indonesia yang berkemajuan"
Dalam Tausiah Miladnya, Ketum PP Muhamamdiyah Dr Haedar Nasir mengatakan Tokoh Minang dulu telah berikan andil yang sangat besar membawa api pikiran pembaruan dari Kiyai Dahlan di Indonesia contohnya Inyiak Rasul, By AR Sutan Mansyur, Buya Hamka dan Buya Syafei Maarif. Sekarang tokoh Muhammadiyah sumbar harus mengambil peran itu lagi dalam mewujudkan sprit Indonesia berkemajuan.
Lanjutnya, Milad Muhammadiyah yang dirakan di Padang ini telah mampu membangkitkan ghirah dengan maramaikan Milad itu baik, tetapi esensi sebenarnya adalah mencari nilai lahirnya Muhammadiyah
Menyikapi Walikota Padang yang mengajukan diri jadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah, Haedar Nasir mengatakan Adanya daerah yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Milad Muhammadiyah seperti Lampung sumut, Sumsel, dan kawasan tengah Jawa Tengah, Ambon Maluku tuan rumah Tanwir Muhamamdiyah 2017,
Katanya, syarat jadi tuan rumah muktamar sedehana lagi Muktamar harus di tempat sendiri setiap tuan rumah harus membangun balai muktamar sendiri, Makassar sudah menyiapkan aula tapi disyaratkan harus ada satu bangun baru balai muktmar, Saya Yakin Kota Padang akan mampu lebih baik dari itu, itulah ghirah yang kita sebarkan agar adanya tantangan.
Dia juga menyampaikan Ciri karakter Indonesia yg berkemajuan antara lain karakter Religius indonesia tidak bisa lepas dari agama maka setiap yang memajukan Indonesia dari agama selain perbuatan yang sia-sia juga bertentangan dengan karakter Bangsa Indonesia, karakter cerdas berilmu, Mandiri, memiliki keunggulan diri, dan solidaritis sosialistik dan Berorientasi kepada masa depan makanya untuk memajukan Muhammadiyah diperlukan Tekad dan semangat yang kuat, kerja strategis dan Kebersamaan.
Tambahnya, Muhammadiyah memiliki spirit ingin menghadirkan kembali peradaban Islam yang maju, tiada ada organisasi di luar Muhammadiyah yang teologi Almaun, surat Alasyri itu berubah menjadi sebuah pergerakan yang melahirkan amaliyah yang melembaga panti asuhan, poli klinik dan gerakan pemberdayaan kaum dhufa. Kiyai Dahlan mengajarkan surat Almaun selama 3 bulan sedang al-Asyri dijaarkan selama 6 bulan.
Terkait fenomena 212, Kata Haedar, Boleh kita bangga 212 sukses tetapi pilkada yang belum tentukan dimenangkan Umat islam karena logika politik tidak sellalu matching logika agama maka cukuplah euforia jangan teruskan, tugas umat Islam sekarang adalah memenangkan pilkada DKI Jakarta. Tantangan umat Islam sangat berat merebut sciene, bangun kekuatan ekonomi dan masuk dari berbagai struktur kekuasuaan itu bukan pergerakan massal tetapi tidak jika dilakukan kerja strategis umat Islam akan obyek penderitta bukan menjadi tuan di rumahnya sendiri.
Komentar