KONVENSI NASIONAL INDONESIA BERKEMAJUAN
KONVENSI NASIONAL
INDONESIA BERKEMAJUAN
Jalan Perubahan Membangun Daya Saing Bangsa
Yogyakarta 23 – 24 Mei 2016
I. LATAR BELAKANG
Kebangkitan nasional pada awal abad keduapuluh merupakan fajar baru
menuju kemerdekaan Indonesia. Seluruh komponen bangsa, termasuk
Muhammadiyah, bangkit untuk menjadi bangsa merdeka, yang akhirnya mencapai
puncak perjuangan dalam kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Bahwa proklamasi 1945 merupakan fase baru bagi Indonesia menjadi
bangsa merdeka. Dengan kemerdekaan itu bangsa Indonesia secara berdaulat
menentukan nasib dan masa depannya sendiri yang dimanifestasikan dalam
rumusan cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu terwujudnya (1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur; (2) Perikehidupan kebangsaan yang bebas; dan (3) Pemerintahan
Negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita
nasional yang luhur itu merupakan pengejawantahan semangat kebangsaan dan
kemerdekaan, sekaligus sebagai nilai dan arah utama perjalanan bangsa dan
negara.
Pembentukan Negara Indonesia selain menentukan cita-cita nasional juga
untuk menegaskan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan perjanjian luhur dan konsensus
nasional yang mengikat seluruh bangsa. Dalam falsafah dan ideologi negara
terkandung ciri keindonesiaan yang memadukan nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan (humanisme religius). Nilai-nilai tersebut tercermin dalam hubungan
individu dan masyarakat, kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan
kemakmuran.
Kini cita-cita nasional dan falsafah bangsa yang ideal itu perlu
ditransformasikan ke dalam seluruh sistem kehidupan nasional sehingga terwujud
Indonesia sebagai bangsa dan negara yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan
bermartabat di hadapan bangsa-bangsa lain. Paham nasionalisme serta segala
bentuk pemikiran dan usaha yang dikembangkan dalam membangun Indonesia
haruslah berada dalam kerangka negara-bangsa dan diproyeksikan secara
dinamis untuk terwujudnya cita-cita nasional yang luhur itu.
Nasionalisme
bukanlah doktrin mati sebatas slogan cinta tanah air tetapi harus dimaknai dan
difungsikan sebagai energi positif untuk membangun Indonesia secara dinamis
dan transformatif dalam mewujudkan cita-cita nasional di tengah badai masalah
dan tantangan zaman.
Saat ini, bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah, seperti
kemiskinan, ketenagakerjaan, terorisme, narkoba, korupsi, eksploitasi
sumberdaya alam dan lingkungan, pengaruh teknologi informasi yang merusak
mental generasi bangsa, dan masalah-masalah krusial lainnya.
Sementara itu tantangan globalisasi dan liberalisasi dalam kehidupan ekonomi, politik, dan
budaya merupakan agenda yang tidak kalah pentingnya untuk dihadapi.
Berbagai permasalah di atas salah satunya merupakan akibat logis dari
infrastruktur pembangunan yang memang masih lemah. Misalnya, kualitas SDM
kita, sebagaimana tergambar dalam Index Pembangunan Manusia, berada pada
posisi ke-5 dengan level “Menengah” dibawah Malaysia dan Thaliand (level
“Tinggi”) serta Singapura dan Brunei yang memeiliki level “Sangat Tinggi”. Posisi
yang sama juga terjadi dalam Indeks Inovasi, yang mencakup Kualitas Lembaga
Penelitian, Sinergi Universitas dan Industri dalam Riset dan pengembangan,
Ketersediaan Ilmuwan dan Insinyur, serta Prosentase Jumlah Paten dibanding
Jumlah Penduduk. Sehingga tidak terlalu mengherankan jika posisi Indonesia
dalam Indeks Daya saing di lingkungan negara-negara ASEAN juga berada pada
urutan menengah, dan hanya unggul dibanding Filipina, Vietnam, dan Kamboja.
Kondisi di atas merupakan beban bagi seluruh komponen bangsa.
Sebagai bangsa yang besar tidak akan pernah gentar menghadapi berbagai
tantangan tersebut, dan harus bangkit dengan pandangan yang lurus ke depan
dalam mentransformasikan cita-cita nasional. Semua komponen bangsa harus
bangkit menjadi "Indonesia pintar", "Indonesia kerja", dan "Indonesia sejahtera",
yang dalam pandangan Muhammadiyah disebut "Indonesia Berkemajuan".
Persepsi yang optimis dan dinamis dalam membangun masa depan Indonesia
Berkemajuan seperti itu harus menjadi alam pikiran kolektif seluruh kekuatan
bangsa, sehingga mampu bergerak dengan tegar dan istiqamah, bukan dengan
sikap lemah dan meratapi kadaan.
Kini dalam kehidupan kebangsaan perlu diagendakan revitalisasi visi dan
karakter bangsa, serta semakin mendorong gerakan mencerdaskan kehidupan
bangsa yang lebih luas sebagaimana cita-cita kemerdekaan. Dalam menghadapi
berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa lain dan demi
masa depan Indonesia yang lebih maju maka diperlukan transformasi mentalitas
bangsa ke arah pembentukan manusia Indonesia yang berkarakter kuat. Manusia
yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapsitas mental yang membedakan dari orang
lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan,
ketegaran, kuat dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat khusus lainnya yang
melekat dalam dirinya. Sementara nilai-nilai kebangsaan lainnya yang harus terus
dikembangkan adalah nilai-nilai spiritualitas, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian,
kemajuan, dan keunggulan.
Dalam usaha mewujudkan Indonesia berkemajuan juga meniscayakan
agenda rekonstruksi kehidupan kebangsaan menuju perikehidupan yang maju,
adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sebagaimana cita-cita kemerdekaan
tahun 1945. Rekonstruksi kehidupan kebangsaan yang lebih bermakna menuju
Indonesia Berkemajuan mensyaratkan agama yang menyatu dalam kehidupan
dan kebudayaan bangsa Indonesia difungsikan sebagai sumber nilai utama yang
memberi inspirasi, motivasi, kreasi, humanisasi, emansipasi, liberasi, dan
transendensi dalam membangun keadaban bangsa, yang melahirkan karakter
kepribadian utama dan berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Dalam rekonstruksi
nasional itu diperlukan proses transformasi pendidikan sebagai strategi
kebudayaan yang benar-benar mencerdaskan kehidupan bangsa secara utuh dan
menyeluruh disertai penciptaan lingkungan strategis yang berwujud
kepemimpinan profetik, good governance, dan trust atau kepercayaan sebagai
modal rohaniah menuju Indonesia Berkemajuan.
Bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki nilai-nilai keutamaan yang
mengkristal menjadi modal sosial dan budaya penting. Di antara nilai-nilai itu
adalah daya juang, tahan menderita, mengutamakan harmoni, dan gotong-royong.
Nilai-nilai keutamaan tersebut masih relevan, namun memerlukan penyesuaian
dan pengembangan sejalan dengan dinamika dan tantangan zaman. Tantangan
globalisasi yang meniscayakan orientasi kepada kualitas, persaingan dan daya
saing menuntut bangsa Indonesia memiliki karakter yang bersifat kompetitif,
dinamis, berkemajuan, dan berkeunggulan disertai ketangguhan dalam
menunjukkan jatidiri bangsa.
Bangsa Indonesia juga memiliki modal sosial, ekonomi, politik, dan
budaya yang cukup kuat untuk bangkit menjadi bangsa yang maju, adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat sebagaimana cita-cita nasional yang diletakkan para
pendiri Indonesia tahun 1945. Banyak prestasi di berbagai bidang yang dapat
dijadikan model kisah sukses membangun Indonesia ke depan sebagai bangsa
yang produktif dan berdaya saing tinggi. Pada saat yang sama tidak sedikit para
tokoh, pejabat, dan anak-anak bangsa yang mengukir prestasi di berbagai bidang
yang dapat dimobilisasi menjadi kekuatan kolektif bagi kebangkitan Indonesia ke
depan.
Pengalaman lebih dari satu setengah dekade Reformasi Demokrasi di
Indonesia memberikan pelajaran nyata, bahwa kesuksesan dan keberhasilan
merupakan sesuatu yang terbuka untuk semua warga bangsa yang memiliki cita-
cita dan sanggup untuk bekerja. Dalam berbagai sektor kehidupan, bermunculan
para pemimpin, pemikir, dan kreator yang cemerlang dan inspiratif dalam
membangun keberhasilan dan mendorong kemajuan. Mereka ini dapat menjadi
bintang yang memberikan motivasi dan inspirasi bagi segenap komponen bangsa
untuk bertekad lebih kuat, berbaris lebih rapat, dan bekerja lebih serius demi
kemajuan bersama.
Di sinilah pentingnya menghimpun kekuatan dan langkah nasional dalam
sebuah momentum "Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan" sebagai
gagasan kebangsaan Muhammadiyah mereaktualisasikan spirit Kebangkitan
Nasional. Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) dimaksudkan untuk
menghimpun pengalaman dan gagasan putra-putri terbaik bangsa, dalam rangka
membangun komitmen bersama para elite strategis lintas-kalangan, dari pusat
hingga daerah dalam membangun Indonesia ke depan berdasarkan nilai, visi, dan
cita-cita nasional.
II. DASAR KEGIATAN
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. AD/ARTMuhammadiyah
4. Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke 47 di Makassar
III. NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama “Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan”, dengan tema
Jalan Perubahan Membangun Daya Saing Bangsa.
IV. TUJUAN
-
Terbangunnya jati diri dan martabat bangsa yang unggul dalam kehidupan global
-
Terbangunnya energi positif dalam kehidupan berbangsa
-
Tampilnyabestpractices(praksis)dalamkinerjakepemimpinanbangsa
-
Terbangunnyarevolusikarakterbangsayangberdayasaing
V. TARGET
Menghasilkan model dan strategi membangun Indonesia berkemajuan
berdasarkan contoh terbaik (praksis) para pemimpin, pemikir, kreator, dan praktisi
dari berbagai bidang kehidupan untuk meningkatkan daya saing bangsa.
VI. AGENDA
1. KuliahKebangsaan
2. SeminarNasional:Politik,Ekonomi,Kebudayaan
3. Deklarasi Indonesia Berkemajuan
4. LaunchingJaringanIndonesiaBerkemajuan(JIB)
5. PenandatangananPrasastiIndonesiaBerkemajuan
VII. TEMPAT DAN WAKTU
Dilaksanakan pada hari Senin – Selasa tanggal 23 – 24 Mei 2016 di Kampus
Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Barat Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta
VIII. PESERTA
Acara ini akan diikuti oleh 500 peserta, dari jajaran Pimpinan Muhammadiyah
Pusat dan Wilayah, Perwakilan Ormas-Ormas Islam, Akademisi, Masyarakat Sipil,
Partai Politik, Organisasi Lintas agama dan Perwakilan Negara Asing.
VIII. PENYELENGGARAAN
Penanggungjawab
Panitia: Pimpinan Pusat Muhammadiyah: Susunan personalia sesuai Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Yogyakarta : 12 Rajab 1437 H
20 April 2016 M
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Ketua Umum,
Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.
NBM 545549
Sekretaris Umum,
Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.
NBM 750178
14.00 - 17.00
19.00 - 22.00
JADWAL
KONVENSI NASIONAL INDONESIA BERKEMAJUAN
Jalan Perubahan Membangun Daya Saing Bangsa
WAKTU
Senin 23 Mei 2016
09.00 - 11.00
Yogyakarta 23 – 24 Mei 2016
ACARA
Sessi I Pleno: Membangun Daya Saing Bangsa
Moderator : Drs. Hajriyanto Y. Tohari, M.A.
Narasumber :
-
Ketua MPR RI, Dr. Zulkifli HasanEmpat Pilar Indonesia Berkemajuan
-
Prof. Dr. Taufik AbdullahMembaca Kembali Pikiran-Pikiran Dasar dari FoundingFathers NKRI
-
Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc.Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
-
Prof. Dr. BoedionoGagasan Negara Kesejahteraan Indonesia dan MasyarakatEkonomi ASEAN
-
Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, M.A.Islam dan Kebangkitan Nasional, Sejarah dan Relevansinya
PEMBUKAAN
-
Lagu Indonesia Raya dan Sang Surya
-
Pembacaan Ayat Suci Al Qu’ran
-
Sambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,Dr. Haedar Nashir, M.Si.
-
Penghargaan Pelopor Indonesia Berkemajuan
-
Pembukaan dan Amanat Presiden Republik Indonesia,Ir. Joko Widodo
-
Penandatanganan Prasasti Muhammadiyah untuk IndonesiaBerkemajuan oleh Presiden Republik Indonesia
-
Doa oleh Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.
Mewujudkan Cita-Cita Para Pendiri Republik: Perspektif
Sosial, Ekonomi, dan Politik
Moderator : Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Narasumber :
1. Hj. Megawati Soekarnoputri
2. Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie, FREng
3. Sri Sultan Hamengkubuwono X
4. Prof. Dr. M. Amien Rais, M.A.
5. Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, M.A.
6. K.H. Dr. (HC) Hasyim Muzadi
5
Selasa 24 Mei 2016
08.00 s.d. 11.30
Ruang 1: Politik Berkemajuan
Demokrasi, Politik Pemerintahan dan Penegakan Hukum
Moderator : Prof. Dr. Bambang Cipto
Narasumber :
1. Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc.
2. Prof. Dr. Bahtiar Effendy
3. Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, S.H.
4. Prof. Dr. Salim Said
5. Prof. Dr. Eko Prasojo
6. Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar
7. Dr. Chusnul Mar’iyah
8. Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum.
Pemerintah Daerah dan Pembangunan Nasional:
Perspektif Good Governance
Moderator : Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.AP.
Narasumber :
-
Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. (Gubernur Sulawesi Selatan)
-
Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. (Gubernur Jawa Tengah)
-
Dr. TGH. M. Zainul Majdi, M.A. Gubernur Nusa Tenggara Barat)
-
Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. (Walikota Surabaya)
-
Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D (Walikota Bandung)
-
Drs. Suyoto M.Si. (Bupati Bojonegoro)
-
Dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) (Bupati Kulonprogo)
-
Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. (Bupati Bantaeng)
13.00 - 17.00
Selasa 24 Mei 2016
08.00 - 11.30
Ruang 2: Ekonomi Berkemajuan
Menggerakkan Ekonomi Bangsa yang Berdaya Saing
Moderator : Prof. Dr. Bambang Setiaji
Narasumber :
1. Dr. Darmin Nasution
2. Prof. Dr. Bambang Soemantri Brodjonegoro
3. Dr. Mulyaman D. Hadad
4. Dr. (HC) Chaerul Tanjung
5. Ir. Mohammad Nadjikh
6. Dr. Sri Adiningsih
7. Prof. Dr. Didik J. Rahbini
8. Wimboh Santosa, Ph.D.
Rekonstruksi Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat
Moderator : Dr. Anwar Abbas, M.M., M.Ag.
Narasumber :
1. Dr. Sofyan A. Djalil
2. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA
3. Drs. Kwik Kian Gie
4. Prof. Dr. Sri Edy Swasono
5. Dr. Mulya Effendi Siregar
6. Dr. Umar Juoro
Ruang 3: Budaya Berkemajuan
Revitalisasi Karakter Aktualisasi Agama dan Pancasila
dalam Identitas Keindonesiaan
Moderator : Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.
Narasumber :
1. Prof. Dr. M. Amin Abdullah
2. Prof. Dr. Chamamah Soeratno
3. Franz Magnis Suseno
4. Prof. Dr. Syafiq A. Mughni
5. Yudi Latif, Ph.D.
Revitalisasi Karakter Bangsa dan Kesetaraan Gender
untuk Indonesia Berkemajuan
Moderator : Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si.
Narasumber :
1. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D.
2. GKR Hemas
3. Dra. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si.
4. Hanum Salsabiela Rais
5. Andrea Hirata
6. Irfan Amalee
13.00 - 16.00
Selasa 24 Mei 2016
08.00 - 11.30
13.00 - 16.00
Selasa 24 Mei 2016
19.30 PENUTUP AN
-
Lagu Indonesia Raya dan Sang Surya
-
Pembacaan Ayat Suci Al Quran
-
Sambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat MuhammadiyahDr. Haedar Nashir, M.Si.
-
Pembacaan Hasil-hasil KonvensiDrs. A. Dahlan Rais, M.Hum.
-
Amanat dan Penutupan oleh Wakil PresidenDr. (HC). M. Jusuf Kalla
-
Doa oleh Drs. M. Goodwill Zubir
-
Ramah Tamah/Hiburan
8
Komentar