Astaghfirullah.. Ternyata 2 Juta Muslimin Indonesia Murtad Setiap Tahun


http://www.news-detik.com/astaghfirullah-ternyata-2-juta-muslimin-indonesia-murtad-setiap-tahun.html

Astaghfirullah.. Ternyata 2 Juta Muslimin Indonesia Murtad Setiap Tahun

Kaum Muslimin harus lebih hati-hati dan gencar memperdalam agamanya danjangan lagi mudah dirayu. Meski data ini ada yang meragukan, tetapi kewaspadaan dan usaha keras menjaga akidah umat mesti terus dilaksanakan dan ditingkatjan .

MUSLIMTERBARU.COM – Banyak kalangan yang tidak mengetahui bahwa perkembangan agama Kristen di Indonesia begitu pesat. Menurut Irjen Pol (Purn) Anton Tabah, pengurus Komisi Hukum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengatakan perkembangan Kristen terpesat di dunia ada di Indonesia.



Selain tempat berkembangnya agama Kristen, kata Anton, Indonesia juga termasuk negara muslim terbesar angka pemurtadan. Dengan jumlah yang fantastis, yaitu 2 juta yang murtad pertahunnya.
“Perkembangan Kristen terpesat di dunia ada di Indonesia. 140 persen selama lima tahun. Dan pemurtadan besar-besaran muslim ada di negara muslim terbesar di dunia, Indonesia. Dua juta pertahun murtad,” kata Anton saat menghadiri soft launching Badan Koordinasi Penanggulangan Penodaan Agama (Bakorpa) di Tebet, Jakarta Selatan, Jum’at (15/4/2016) malam.

Kemudian, Anton juga memaparkan jumlah persentase penduduk muslim Indonesia yang saat ini menurun. Menurut data yang dia lansir, bahwa muslim Indonesia saat ini berjumlah 73% dari seluruh penduduk yang ada.

“Dari 99 persen tahun 50 (1950), Pak Harto lengser masih 89 persen. Begitu reformasi tinggal 73. Tanya ke Depag berapa jumlah muslim,” ujar Anton Tabah.

Tanggapan Kemenag
Soal Temuan Dua Juta Muslim Murtad, Begini Kata Kemenag. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenag Abdul Rahman Mas’ud mengatakan pihaknya akan mempelajari temuan Irjen Pol (Purn) Anton Tabah terkait dua juta umat Islam yang murtad tiap tahun. Rahman mengaku, Kemenag hingga saat ini belum memiliki data seperti itu.

“Bisa kita agendakan penelitian terkait masalah itu, saya akan minta pusat kehidupan keagamaan untuk mengkaji dulu,” ujar dia dalam pesan singkat kepadaRepublika.co.id, Ahad (24/4).

Sebelumnya Anggota Komisi HUkum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton Tabah mengatakan kristenisasi terpesat di dunia ada di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga termasuk negara Muslim dengan angka pemurtadan terbesar. Berdasarkan catatan MUI, sebanyak dua juta orang murtad setiap tahunnya.

“Perkembangan kristen tepesat di dunia ada di Indonesia. 140 persen selama lima tahun. dan pemurtadan besar-besaran muslim ada di negara muslim terbesar di duni, Indonesia. Dua juta pertahun murtad,” ujar Anton saat menghadiri soft launching Badan Koordinasi Penanggulangan Penodaan Agama (Bakorpa) di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (15/4).

Anton juga menjelaskan presentase penduduk muslim saat ini mengalami penurunan. Menurut data yang dilansir, muslim Indonesia berjumlah 73 persen dari seluruh penduduk yang ada. Tahun 1950 presentase umat muslim sebanyak 99 persen kemudian menurun hingga setelah reformasi.

Tanggapan Redaksi NUGarisLurus.com
Temuan ini sangat masuk akal dan realistis. Menurut data sensus penduduk Indonesia yang kami kutip dari wikipedia pada tahun 2010 saja, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan , 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha , 0,05% Kong Hu Cu , 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan [Lihat https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia]

Jadi dari zaman orde baru hingga kini lebih dari 10% penurunan jumlah penduduk kaum muslimin. Tepatnya jika dulu lebih dari 90 % dan sekarang lebih dari 80% hanya dalam beberapa puluh tahun saja.

Pembaca bisa hitung 10% dari total penduduk Indonesia 237.641.326 pada tahun 2010? Perhitungan kasarnya adalah 23 juta penurunan jumlah kaum muslimin dari orde baru hingga era reformasi belakangan ini.

Wallahul Musta’an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan