Safari Tiada Ujung


Safari Tiada Ujung

Oleh Shofwan Karim


Berharap Derjat Taqwa

Sejauh mata memandang

Nasib telah membawanya ke puncak

Perjalanan tak berkesudahan

Mendengus nafas yang tak pernah lelah 

Di dalam untaian panjang safari tiada ujung


Tiba-tiba matanya yang lindok menatap kaki langit di balik horizon

Serpihan harapan itu kini menjadi kenyataan

Hidup di dalam garis putar yang tak pernah diam

Membuatnya berjalan, berlari, meloncat dan terbang


Matanya turun ke rumput ladang,   sentana fatamorgana tropik tak berbatas

Menyapu lekuk bukit, gunung, lembah, permadani hijau,   pasir pantai ke  samudera gemuruh tak bertepi

Bila nafas dihitung dengan oksigen yang dihirup pertama di dunia sampai hari-hari ini

Apakah ia sanggup?


Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

Sungguh, bla kamu bersyukur akan ditambah berkali lipat, bila kamu kufur, ingatlah balasan-Nya yang pedih

Bila kamu berterimakasih, itu untuk dirimu 


Di dalam rentangan rasa syukur dan terimakasih yang amat dalam

Tiba-tiba dunia tergoncang

Tidak menghitung utara, selatan, barat dan timur, semua seperti disentak kiamat kubra 

Pandemic  tak berujud di kasat mata 

Tak peduli sains, teknologi,  intelijen buatan, ilmu langit atau apa pun



Dan Ramadhan kali ini terasa aneh

Tiba-tiba orang-orang semua berlari dari yang tak tampak 

Terlalu sepele kepada setiap yang tak kasat mata

Mereka yang beriman  turut goncang

Nyali  surut 180 derjat


Ada harapan di tengah  banyak yang amat gelisah

Kecuali  mereka yang kokoh dalam iman

Dan sekarang menjalankan perintah-Nya

Merekalah yang tak putus asa

Mudah-mudahan merekalah mengagapai derjat 

Orang yang awas dan waspada dalam kata taqwa

Safari tiada ujung.*

Ciputat, 5 Ramadhan 1441-28 April 2020






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan