Thaliban: Sejarah, Manhaj, dan Fatwa Ulama Salafi

 



Thaliban: Sejarah, Manhaj, dan Fatwa Ulama Salafi Tentangnya

Secara bahasa, istilah Thaliban berasal dari kata thalib dalam bahasa ‘Arab yang maknanya adalah penuntut ilmu atau santri. Dalam bahasa Persia dan Pasthun, thalib menjadi Thaliban. Adapun secara istilah, kata Thaliban merupakan istilah umum yang ditujukan bagi para santri di Afghanistan dan Pakistan yang mengangkat senjata.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam catatan kaki artikel "Sebuah Kesaksian dari dalam” yang ditulis oleh Abu Jarir asy-Syimali yang menerangkan istilah Thaliban adalah,

“Istilah ini memiliki arti 'pelajar' dalam bahasa Pasthun dan digunakan untuk merujuk pada kelompok mana pun yang terlihat sebagai 'siswa/santri' walaupun mereka tidak masuk dalam satu lembaga atau bahkan mereka saling berperang satu sama lain.”

Abu Jarir asy-Syimali dalam artikel tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelompok bersenjata dengan bermacam-macam ideologi dan latar belakang yang berada di Afghanistan dan Pakistan. Secara umum terdapat 4 kelompok dengan nama Thaliban. Ia mengatakan,

“Aku mempelajari tentang berbagai kelompok, terutama kelompok-kelompok yang berkaitan dengan Thaliban.

1. Thaliban Afghanistan semacam faksi Haqqani. Mereka adalah orang-orang Afghanistan asli. Mereka menganggap Mullah Muhammad ‘Umar sebagai pemimpin tertinggi mereka.

2. Thaliban Waziristan yang menganggap diri mereka orang Pakistan. Mereka mempunyai banyak pemimpin, termasuk Qalbhadir, Ghulam Khan, Gud ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Mereka memandang diri mereka orang-orang Pashtun dari Pakistan.

3. Thaliban independen di wilayah Khaibar, sebelah utara Waziristan. Mereka bersekutu kuat dengan pemerintah Pakistan. Mereka hidup dari opium dan marijuana. Mereka melawan Tahrik Thaliban Pakistan dan menghalangi mereka untuk menggunakan jalan perjuangan dengan senjata. Mereka mempunyai banyak nama di antaranya Lasykar Islam, Ansharul Islam, Jama’ah at-Tauhid, Munghul Bagh, dan lain-lain.

4. Tahrik Thaliban Pakistan. Mereka adalah para muhajirin dari wilayah-wilayah yang dimasuki tentara Pakistan di Lembah Swat dan daerah-daerah lainnya yang dekat dengan Peshawar. Barang kali mereka adalah kelompok terbaik yang ada di wilayah Waziristan. Namun sayangnya, intelijen Pakistan mampu menyusupkan beberapa personilnya dan menghasut di antara beberapa pemimpin suku mereka untuk berperang di antara sesamanya dalam perkara kepemimpinan. Mereka terdiri dari gabungan beberapa suku dan setiap gabungan mempunyai pemimpin sendiri. Mereka telah menegakkan hukum-hukum syariat di Lembah Swat.”

Adapun yang kita bahas kali ini adalah Thaliban Afghanistan yang memiliki nama resmi Imarah Islam Afghanistan.

Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni hafizhahullah mengatakan,


ﻭﺃﻣﺎ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻬﻲ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﻗﻄﺮﻳﺔ ﻣﻨﻐﻠﻘﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻭﻟﻬﺎ ﻳﺪ ﻭﺳﻠﻄﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﻃﻖ ﺑﻬﺎ


“Dan adapun Thaliban adalah pemerintahan (emirat) yang wilayahnya terbatas di atas Afghanistan dan ia memiliki kontrol dan kekuasaan atas wilayahnya.”


Sejarah Singkat Gerakan Thaliban


Imarah Islam Afghanistan yang semula dikenal sebagai Gerakan Thaliban bermula dari Amirul Mukminin Mullah Muhammad ‘Umar rahimahullah. Mullah ‘Umar adalah anak dari Maulawi Ghulam Nabi, cucu dari Maulawi Muhammad Rasul, dan merupakan alumni dari Darul Ulum Haqqaniyyah.


Gerakan Thaliban bermula setelah perang melawan Komunis berakhir terjadi kekacauan di seantero Afghanistan. Mullah ‘Umar yang sempat mengikuti aktivitas jihad pada akhir 80-an membuat suatu gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang melayani masyarakat miskin dan melindungi rakyat dari kriminalitas. Gerakan ini nanti diikuti dengan bergabungnya kelompok-kelompok masyarakat lainnya ke dalam tubuh Thaliban, salah satunya adalah pimpinan mujahidin Afghanistan, Syaikh Muhammad Yunus Khalis dari Hizbul Islam Khalis, pembaiatan dari ratusan ulama Afghanistan kepada Mullah ‘Umar sebagai pemimpin, perang menghadapi  Koalisi Utara yang dipimpin oleh Ahmad Syah Mas‘ud, hingga kedatangan penjajah Amerika ke negeri Afghanistan mendirikan negara boneka.


Seiring berjalannya waktu, Mullah ‘Umar wafat digantikan oleh Mukhtar Akhtar Manshur. Kemudian Mullah Akhtar Manshur rahimahullah wafat digantikan oleh Amirul Mukminin Syaikhul Hadits Maulawi Hibatullah Akhunzadah hafizhahullah, seorang ulama Ahlul Hadits dengan latar belakang mazhab Hanafi yang sebelumnya menjabat sebagai qadhi tertinggi dari pengadilan syariat dari Thaliban.


Pada tahun 2021, Thaliban pada akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan boneka bentukan Amerika dan menjadi satu-satunya penguasa de facto yang menguasai Afghanistan.


Manhaj Gerakan Thaliban


Secara umum orang-orang Thaliban berasal dari madrasah Deobandi.


Syaikh Muhammad bin Shalih al-Muhajir hafizhahullah ketika menulis bantahan terhadap orang-orang yang mengafirkan Thaliban dalam kitabnya yang berjudul at-Tibyan, beliau menukil penjelasan Syaikh Yusuf bin Shalih al-‘Uyyairi rahimahullah, ulama Salafi yang menjadi utusan dari Imarah Islam Afghanistan untuk para ulama di Sa‘udi, tentang madrasah Deobandi dalam kitab al-Mizan li Harakah Thaliban.


Syaikh Yusuf al-‘Uyyairi berkata,


وفي الحقيقة أن الديوبندية ليست عقيدة جديدة، ولكنها مدرسة نشأت في بلاد الهند نسبة إلى مدينة ديوبند التي أُسست فيها قبل أكثر من 200 عام، وهذه المدرسة تعتمد المذهب الحنفي مذهبًا فقهيًا،


“Pada hakikatnya Deobandi bukanlah sebuah akidah yang baru, akan tetapi ia adalah madrasah yang berada di negeri Hind yang dinisbatkan pada Kota Deoband yang telah berdiri di sana sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Madrasah ini menganut mazhab Hanafi sebagai mazhab fikihnya.”


فالديوبندية مدرسة وليست عقيدة مستقلة، مثل الأزهر في مصر، فالأزهر مدرسة نشأت في مصر وانتشرت فروعها، وليس كل خريج من الأزهر لا بد أن يكون شافعي المذهب أشعري العقيدة، فالأزهر تخرج منه علماء سلفيون وتخرج منه علماء من أهل الحديث، تمامًا كما هو الحال مع المدرسة الديوبندية،


“Sehingga karena Deobandi adalah sebuah madrasah dan bukan sebuah akidah yang independen, maka ia sebagaimana al-Azhar di Mesir. Al-Azhar adalah madrasah yang berdiri di Mesir dan menyebarkan cabang-cabangnya. Tidak setiap lulusan al-Azhar bermazhab Syafi'i dan berakidah Asy‘ari. Sebagian lulusan al-Azhar adalah ulama Salafi dan Ahlul Hadits. Hal ini sebagaimana kondisi madrasah Deobandi.”


Kemudian sebagai negara yang besar, maka di dalam negara Thaliban terdapat Salafi maupun Shufi. Akan tetapi secara umum Thaliban berpegang teguh pada mazhab Hanafi, baik pada ushul maupun furu'-nya.


Syaikh Yusuf al-‘Uyyairi menjelaskan,


بأننا لا نزعم أن حركة طالبان حركة سلفية ومن قال عن جملتهم ذلك فهو مخطئ، وكذلك ننفي عنهم أنهم قبوريون يشوبهم شرك أكبر، ولكننا نقول يوجد منهم سلفيون ومنهم متصوفة مبتدعة والسواد الأعظم منهم على المذهب الحنفي عقيدة وفقهًا وطريقة.


“Kami tidaklah mengklaim bahwa Gerakan Thaliban adalah gerakan Salafiyyah. Barang siapa yang mengatakan demikian, maka dia telah salah. Begitu juga, kami mengingkari orang-orang yang mengklaim mereka sebagai Quburiyyun yang terjatuh pada syirik akbar. Akan tetapi kami katakan, sebagian mereka adalah Salafiyyun dan sebagian lagi adalah Ahlul Bid‘ah pelaku tasawuf serta mayoritas dari mereka berada di atas mazhab Hanafi, baik secara akidah, fikih, maupun tarekatnya.”


Syaikh Ghulamullah Rahmati rahimahullah berkata,


رأيت الطالبان ثلاثة أصناف:


الطبقة الأولى: والأكثرية حنفيون


والطبقة الثانية: والله هم سلفيون،


والطبقة الثالثة: يوجد فيهم من هو صوفي، ولكن هؤلاء قِلة


“Saya melihat Thaliban terbagi menjadi 3 kelompok:


1. Mayoritas mereka bermazhab Hanafi.


2. Demi Allah, mereka adalah Salafiyyun.


3. Di antara mereka terdapat Shufi, namun hanya sedikit.”


Sejalan dengan yang dikatakan Syaikh Yusuf al-‘Uyyairi dan Syaikh Ghulamullah Rahmati, Syaikh Muhaddits ‘Abdurrazzaq al-Mahdi hafizhahullah pun juga mengatakan demikian, bahkan Syaikh al-Mahdi menerangkan bahwa Thaliban yang berpegang teguh pada mazhab Hanafi menjadinya sebagai negara yang kuat.


Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi dalam artikel berjudul "Mazhab Hanafi atau Syafi‘i…” mengatakan,


ما سر قوة وتماسك طالبان؟ الجواب: إن سر قوة وتماسك طالبان ليست شخصية الملا عمر الفذة أو الملا أختر أو الملا هيبة الله!  وإنما هو المذهب الحنفي الذى يلتزم به قادة طالبان والجنود معا سواء في الأصول أو الفروع.


“Apa rahasia kekuatan dan ketahanan Thaliban? Jawabannya adalah sesungguhnya rahasia kekuatan dan ketahanan Thaliban bukan dari tokohnya Mullah ‘Umar yang tiada bandingnya atau Mullah Akhtar atau Mullah Hibatullah! Melainkan rahasia tersebut terdapat pada kekuatan keteguhan mereka dalam berpegang teguh dengan mazhab Hanafi yang tampak dari semua elemen Thaliban dari para pemimpin, pasukan, dan lain-lain, baik dalam masalah pokok (ushul) atau masalah  cabang (furu‘).”


فطالما الجميع ملتزمون بمذهب واحد فلن يكون اختلاف فقهي أو منهجي.. فلن يكون تنازع بينهم.. وقد اجتهد بعض الأطراف في الداخل والخارج من خلال بذل المال أو بث فكر الغلو أن يستميل شباب طالبان وأن يحدث انشقاقا واسعا فلم يفلح.. ولم يستجب إلا القليل وسرعان ما تم تلافي ذلك.

“Selama masyarakat berpegang pada mazhab yang satu, maka tidak akan ada terjadi perselisihan baik dalam fikihnya maupun manhaj-nya… maka tidak akan terjadi bantah-bantahan di antara mereka. Beberapa pihak telah berusaha keras baik di dalam dan di luar negeri memberikan harta atau menyebarkan pemikiran ghuluw (ekstrem atau berlebih-lebihan) agar pada pemuda-pemuda Thaliban terjadi perpecahan yang meluas, namun tidak berhasil. Dan tidak ada yang menghiraukannya, kecuali sedikit, dan segera hal itu dapat dicegah.”


Hal ini juga diamini oleh Syaikh Abu Hafsh al-Mauritani hafizhahullah. Beliau mengatakan,


ومما تميزت به هذه التجربة:


1- مراعاة الواقع المذهبي للشعب الأفغاني، فتجنبت بذلك أخطاء بعض الجهاديين السلفيين.


2- رفضها للعبة الديمقراطية، واخذها باسباب القوة العسكرية، فتجنبت بذلك اخطاء الإسلاميين الديمقراطيين.


وفق الله طالبان.


“Di antara karakteristik Thaliban yang membedakannya dengan yang lain:


1. Menjaga realita madzhabiyyah yang dianut masyarakat Afghan sehingga terjauhkan dari kesalahan sebagian jihadiyyin Salafiyyin (yang tidak bermazhab, pent).


2. Menolak permainan demokrasi dan mengambil sebab-sebab kekuatan militer sehingga sehingga terjauhkan dari kesalahan aktivis Islam penempuh demokrasi.


Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada Thaliban.”


Mazhab Hanafi itu sendiri termasuk ke dalam mazhab yang mu'tabar dari mazhab yang empat.


Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata,


ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻫﻢ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﺳﺒﻴﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ


“Sesungguhnya Salafush Shalih adalah para sahabat serta orang-orang yang mengikuti jalan mereka dalam beragama, termasuk di dalamnya para tabi’in, atba‘at tabi’in, juga mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali dan yang selain mereka…”


Terkhusus untuk Tahrik Thaliban Pakistan yang merupakan organisasi payung yang mewadahi kelompok-kelompok Thaliban yang lebih kecil di Pakistan yang juga berbaiat kepada Imarah Islam Afghanistan, maka Abu Jarir asy-Syimali -yang notebene musuh Thaliban- menuliskan kesaksian tentang mereka,


“Tahrik Thaliban Pakistan adalah mujahidin terbaik yang kulihat di lapangan. Mereka berada di atas kebenaran. Kebanyakan pemimpinnya berada di atas aqidah shahihah dan manhaj Salaf. Kami memandangnya demikian.”


Lebih jauh lagi, berikut ini beberapa fatwa dan pandangan dari para ulama Salafi tentang Gerakan Thaliban.


1. Fatwa Syaikh Ghulamullah Rahmati (Wakil Syaikh Jamilurrahman as-Salafi al-Afghani)


Syaikh Ghulamullah Rahmati rahimahullah adalah wakil dari Syaikh Jamilurrahman as-Salafi al-Afghani.


Pada mulanya Syaikh Jamilurrahman as-Salafi adalah anggota Sazman Jawanan Musliman pimpinan Qulbuddin Hikmatiyyar yang kemudian berkembang menjadi Hizbul Islam. Sazman Jawanan Musliman dibentuk tahun 1969 dan berubah menjadi Hizbul Islam tahun 1975. Pada tahun 1979, Syaikh Yunus Khalis berpisah dari Hizbul Islam Hikmatiyyar dan kelompoknya dikenal sebagai Hizbul Islam Khalis. Pada tahun itu pula, Syaikh Jamilurrahman as-Salafi menjadi Ketua Hizbul Islam Hikmatiyyar di Provinsi Kunar.


Hingga pada tahun 1985, Syaikh Jamilurrahman mendirikan Jama‘ah ad-Da’wah ilal Qur‘an was Sunnah yang selanjutnya berkembang dengan penegakkan Daulah Islam dengan manhaj Salafi di Provinsi Kunar yang ditandai dengan proklamasi pembentukan Imarah Islam di Kunar pada Januari 1991. Akan tetapi karena terjadi perselisihan Hizbul Islam Khalis, Syaikh Jamilurrahman as-Salafi gugur ketika terjadi bentrok dengan Hizbul Islam Khalis pada tahun 1991 itu juga.


Jama'ah ad-Da'wah ilal Qur‘an was Sunnah sendiri pernah mendapat pujian dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz.


Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz pernah ditanya,


تسمعون عن جماعة الدعوة إلى القرآن والسنة، فما هي انطباعاتكم نحوها؟ 


“Kami mendengar tentang Jama‘ah ad-Da‘wah ilal Qur'an was Sunnah, maka bagaimana gambaran Anda tentangnya?”


Syaikh bin Baz menjawab,


الذي بلغنا عنها هو الخير والاستقامة وأن دعوتها بحمد الله مؤثرة ونافعة ومفيدة، وأنها تسير على منهج السلف الصالح فنسأل الله لها وللقائمين عليها المزيد من الخير.


“Yang sampai kepada kami adalah jama'ah ini berada di atas kebaikan, istikamah, dan dakwahnya -bi hamdillah- berpengaruh, berguna, dan bermanfaat. Jama'ah ini berada di atas manhaj Salafush Shalih. Kami memohon kepada Allah agar jama'ah ini bertambah kebaikannya.”


Tahun 2010, Jama‘ah ad-Da’wah ilal Qur‘an was Sunnah bentukan Syaikh Jamilurrahman as-Salafi yang merupakan kelompok Salafi terbesar di Afghanistan secara resmi berbaiat kepada Amirul Mukminin Mullah ‘Umar rahimahullah.


Situs al-‘Arabiyyah melaporkan,


انضمت أكبر جماعة سلفية مقاتلة في أفغانستان إلى حركة طالبان. وقال بيان لمتحدث باسم الحركة إن جماعة الدعوة الى القرآن والسنة انضمت رسميا الى حركة طالبان و; بايعت ; زعيمها الملا محمد عمر


“Kelompok Salafi bersenjata yang terbesar di Afghanistan bergabung dengan Gerakan Thaliban. Bayan dari juru bicara gerakan mengatakan bahwa Jama‘ah ad-Da‘wah ilal Qur‘an was Sunnah secara resmi bergabung ke dalam Gerakan Thaliban dan membaiat pemimpinnya, Mullah Muhammad ‘Umar.”


Adapun Syaikh Ghulamullah Rahmati yang merupakan wakil dari Syaikh Jamilurrahman as-Salafi, beliau termasuk ulama besar Salafi dengan sanad yang ‘ali yang meninggal beberapa bulan lalu. Pada mulanya beliau mengira bahwa Thaliban adalah antek Amerika dan Pakistan dan juga menyangka bahwa Thaliban adalah Quburiyyun hingga beliau akhirnya berkunjung langsung pada wilayah kekuasaan Thaliban dan memberi kesaksian yang bagus dan memuji Thaliban.


Syaikh Ghulamullah Rahmati dalam wawancaranya dengan Majalah al-Bayyan (yang kemudian dinukil kembali oleh Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman asy-Syinqithi dalam bantahannya terhadap tuduhan-tuduhan Abu Jarir asy-Syimali kepada Thaliban) menjelaskan,


بعد عدة أشهر من سيطرة طالبان، أعلنوا القضاء على المزارات، وقالوا هذه أشياء لا تجوز، وكان منها ما تسمعون عنه في مزار شريف، فهناك مشهد أو ضريح منصوب على قبر يقال إنه قبر علي رضي الله عنه،


“Setelah beberapa bulan pasca Thaliban mengambil kendali kepemimpinan, mereka mengumumkan larangan kunjungan ke tempat-tempat ziarah (makam keramat dan lain sebagainya). Mereka mengatakan bahwa hal-hal semacam ini tidak diperbolehkan dan orang-orang di Mazar E- Sharif mematuhi larangan mereka, di sana ada sebuah makam keramat yang dikatakan sebagai kuburan ‘Ali radhiallahu ‘an hu.”


ﻭﻟﻜﻨﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ ﻗﻀﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ، ﻭﺃﺧﺮﺟﻮﺍ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺿﺮﺣﺔ، ﻭﺃﻏﻠﻘﻮﺍ ﺃﺑﻮﺍﺑﻬﺎ ﻭﻣﻨﻌﻮﺍ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺰﻳﺎﺭﺍﺕ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ، ﻭﻣﻨﻌﻮﺍ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﻟﻠﻤﻘﺎﺑﺮ . ﻭﻗﺪ ﺟﺌﺖ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺃﺷﻴﻊ ﻓﻲ ﺑﻴﺸﺎﻭﺭ ﺃﻧﻬﻢ ﻋﻤﻼﺀ ﺃﻣﺮﻳﻜﺎ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﻳﻀﺎً ﻛﻨﺖ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺃﺟﻲﺀ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻛﻨﺖ ﺃﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﻫﻢ ﻫﺆﻻﺀ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ؟ ﻛﻨﺖ ﺃﻳﻀﺎً ﺃﻇﻦ ﺇﻧﻬﻢ ﻋﻤﻼﺀ ﺃﻣﺮﻳﻜﺎ، ﻭﻋﻤﻼﺀ ﺑﺎﻛﺴﺘﺎﻥ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﻋﻨﻬﻢ ﺃﻳﻀﺎً : ﺇﻧﻬﻢ ﻗﺒﻮﺭﻳﻮﻥ ﻣﺸﺮﻛﻮﻥ ﻭﻓﺌﺔ ﺧﺮﺍﻓﻴﺔ ﺃﺷﻌﺮﻳﺔ ﻣﺎﺗﻮﺭﻳﺪﻳﺔ، ﻛﻞ ﻫﺬﺍ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺁﺗﻲ ﺇﻟﻰ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ،

“Saya menyaksikan ketika Thaliban datang, mereka melarang semua hal (yang berbau kesyirikan), mereka mengeluarkan segala sesuatu yang ada di makam tersebut, mereka menutup pintunya dan melarang aktivitas ziarah kubur, kecuali ziarah yang disyariatkan saja, dan mereka melarang para wanita untuk ziarah kubur secara mutlak. Sebelumnya di Peshawar, saya selalu mempropagandakan bahwa Thaliban adalah antek Amerika, sebelum saya datang ke Afghanistan, saya selalu memprovokasi siapa sebenarnya Thaliban itu? Saya juga selalu mengira bahwa mereka adalah antek Amerika dan antek Pakistan. Ada juga rumor yang mengatakan: mereka adalah Quburiyyun yang musyrik serta kelompok khurafat dari Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Semua itu saya dengarkan sebelum saya datang ke Afghanistan.”


Sampai perkataan beliau,


ﺍﻟﺸﺎﻫﺪ ﺃﻧﻲ ﺃﻟﺘﻘﻴﺘﻬﻢ ﻓﻮﺟﺪﺗﻬﻢ ﺃﺧﻲ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﺤﺴﺐ ﻣﺎ ﺃﺭﻯ ﺻﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﺎ ﻣﺎ ﺑﺎﻳﻌﺖ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ، ﻭﻻ ﻋﻤﻠﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻭﻻ ﺟﺎﺀﻧﻲ ﺇﻟﻰ ﻫﻨﺎﻙ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ، ﻭﻟﻜﻨﻲ ﺃﻗﻮﻝ ﺍﻟﺤﻖ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﻭﻻ ﻳُﻔﺮِّﻁ ﻭﻻ ﻳُﻔﺮِﻁ؛


“Saya sudah pernah bertemu dengan mereka dan saya mendapati bahwa mereka adalah orang-orang yang shalih, wahai saudaraku yang mulia. Demi Allah, saya tidak pernah berbaiat kepada Thaliban. Saya tidak pernah bekerja pada mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang sengaja mendatangkan saya ke sana. Saya hanya ingin mengatakan kebenaran karena seorang muslim harus mengungkapkan kebenaran tanpa melebihkan ataupun menguranginya.”


2. Fatwa Masyayikh Senior ‘Arab sa‘udi


A. Fatwa Imam Hamud al-‘Uqla asy-Syu‘aibi (Gurunya Syaikh Ibnul ‘Utsaimin)


Imam Hamud bin al-‘Uqla asy-Syu‘aibi rahimahullah adalah ulama kibar dari Sa‘udi. Beliau lama berguru dengan Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, dan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumullah. Beberapa murid beliau yang terkenal antara lain adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, ‘Abdullah bin ‘Abdil Mushin at-Turki, Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh, Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Dr. Salman bin Fahd al-‘Audah, Syaikh ‘Ali bin Khudhair al-Khudhair, Syaikh Sulaiman bin Nashir al-‘Ulwan, dan Syaikh Nashir bin Hamd al-Fahd.


Berkenaan tentang Thaliban, Imam Hamud al-‘Uqla mengeluarkan dua fatwa. Bersama dengan Syaikh Sulaiman bin Nashir al-‘Ulwan dan Syaikh ‘Ali bin Khudhair al-Khudhair, beliau mengirim surat dukungan untuk Mullah Muhammad ‘Umar.


Salah satu fatwa Imam Hamud al-‘Uqla adalah seputar apakah negara yang didirikan Thaliban telah memenuhi syarat-syarat sebagai negara Islam yang sesuai syariat?


Imam Hamud al-‘Uqla menjelaskan,


إن تقييم الدول والحكم عليها بالشرعية وعدمها يتوقف على أمور :


أولا :-

تحكيمها لكتاب الله وسنة نبيه محمد صلى الله عليه وسلم في جميع المرافق في القضاء وفي غيره من مجالات الحياة .

ثانيا :-

كما أن من أهم مقومات الدولة الأرض ومعلوم أن حكومة طالبان تسيطر على 95% من أراضي الأفغان .

ثالثا :-

أن تكون علاقاتها وارتباطاتها بالدول الأخرى قائمة على تعاليم الدين الحنيف

“Sesungguhnya menilai suatu negara dan menghukuminya sesuai syariat atau tidak bergantung pada 3 perkara:


1. Berhukum pada Alquran dan sunah Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam pada semua cabang urusan hukum dan perkara-perkara lainnya kehidupan lainnya.


2. Komponen terpenting suatu negara adalah wilayah dan telah diketahui bahwa Pemerintahan Thaliban menguasai 95% dari bumi Afghan.


3. Hubungannya dengan negara-negara lain didirikan berdasarkan agama Islam yang lurus.”


Kemudian Imam Hamud al-‘Uqla mengatakan,


ﻭﺩﻭﻟﺔ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻣﺘﺤﻘﻘﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ، ﻓﻬﻲ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﻮﺣﻴﺪﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺤﺎﻛﻢ ﻗﺎﻧﻮﻧﻴﺔ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺣﻜﻤﻬﺎ ﻗﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ


“Negara Thaliban di Afghanistan telah terbukti memenuhi perkara ini. Ia adalah satu-satunya negara di dunia ini di mana tidak ada hukum dan undang-undang buatan manusia. Sebaliknya, hukum-hukum mereka seluruhnya berdasarkan syariat Allah dan Rasul-Nya…”


B. Fatwa Syaikhul Islam Sulaiman bin Nashir al-‘Ulwan (Murid Syaikh Hammad al-Anshari)


Adapun Syaikh Sulaiman al-‘Ulwan fakallahu asrah, maka beliau adalah ulama ahli hadis, murid dari Syaikh Hammad al-Anshari, dan hafalannya tentang hadis sering disebut paling besar di antara yang lain dengan diikuti oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ath-Thuraifi di posisi kedua, sebagaimana yang dituturkan oleh Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi. Syaikh Dr. ‘Abdul Karim al-Khudhair (anggota Haiah Kibar al-‘Ulama) bahkan menyebut Syaikh al-‘Ulwan dengan sebutan,


بحر لا ساحل له


”Lautan ilmu yang tak terbatas.”


Dahulu Syaikh al-‘Ulwan bersama gurunya, Imam Hamud al-‘Uqla, dan Syaikh ‘Ali al-Khudhair mengirim surat dukungan untuk Mullah ‘Umar. Berkenaan tentang pemerintahan Thaliban sendiri di sisi Syaikh al-‘Ulwan, sebagaimana dinukil dari channel Durar asy-Syaikh al-‘Ulwan,


حكومة طالبان حكومة إسلامية، تمثلت فيها حقيقة الإسلام، وقد هدموا كثيرًا من القبور، وحطَّموا الأصنام، وهم في عمل دائم في توجيه الجهال وتوعيتهم والدعوة إلى التوحيد، وهم غير مبرئين من مظاهر بعض البدع، وإن وجد شيء من الشرك في بعض البلاد بسبب قلة العلم وقلة الدعاة.. والحكومة دائمًا تنادي الدعاة والمصلحين لدعوة هؤلاء الجهال وتعليمهم، وهذه المظاهر الجاهلية لا توجد في طلبتهم ولا تحميه الحكومة، بخلاف البلاد الأخرى المنسوبة للإسلام، ففيها شيء من المظاهر الشركية والدولة تحميها، زيادة على هذا البلاد العربية كلها تحكم بغير شرع الله تحكم بالطاغوت والقوانين الوضعية وهي متحالفة أيضًا مع نظام هيئة الأمم، وهذا لا يوجد في حكومة طالبان.


“Pemerintahan Thaliban adalah pemerintahan Islam. Hakikat keislaman terperankan di dalamnya. Mereka telah banyak menghancurkan kuburan (yang diagungkan) dan merobohkan patung-patung. Mereka masih terus menerus memberikan bimbingan dan pengajaran bagi orang-orang jahil dan mendakwahkan tauhid, namun mereka tidak lepas dari penampakan sebagian kebidahan dan meski terdapat suatu hal dari kesyirikan di sebagian negeri disebabkan sedikitnya ilmu dan dai... Pemerintahan Thaliban selalu mengajak para dai dan orang-orang yang mengadakan perbaikan untuk berdakwah kepada orang-orang jahil dan juga mengajarkan mereka. Penampakan-penampakan jahiliah ini tidak terdapat pada pelajar-pelajar mereka dan tidak pula dilindungi oleh pemerintahan Thaliban, berbeda dengan negeri-negeri lain yang menisbatkan diri kepada Islam yang di dalamnya terdapat penampakan-penampakan kesyirikan dan dilindungi oleh pemerintah, ditambah dengan negeri-negeri ‘Arab seluruhnya tidak berhukum dengan syariat Allah justru berhukum dengan tagut dan undang-undang buatan dan juga mereka beraliansi dengan aturan PBB. Ini semua tidak terdapat pada pemerintahan Thaliban.”


3. Fatwa Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhali


Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhali adalah ulama Sa‘udi yang memiliki hubungan dengan Syaikh Jamilurrahman as-Salafi dan Jama‘ah ad-Da‘wah ilal Qur‘an was Sunnah di Afghanistan. Ketika Thaliban berperang melawan Aliansi Utara, Dr. Rabi' al-Madkhali mengeluarkan fatwa yang memerintahkan kaum Salafiyyun di Afghanistan semuanya membersamai dengan Thaliban.


Dr. Rabi' al-Madkhali mengatakan,


نحن رأينا في طالبان من سنوات أنهم أحسن الموجودين في أفغانستان بعد السلفيين , وأنهم خير من الإخوان المسلمين , فلو قابلنا بين الإخوان المسلمين وبين هؤلاء لوجدنا أن هؤلاء خير منهم , لهذا منذ قام الطالبان و بدأ الصراع بينهم وبين التحالف الشمالي المكون من الإخوان المسلمين و الشيوعيين و الروافض و الباطنية و المدعوم من قبل روسيا ومن الحكومة الهندية ومن الروافض الإيرانيين . كنا ننصح السلفيين من الأفغان أن يكونوا مع طالبان, وكنا ننتقد هذا التحالف


“Kita melihat Thaliban selama bertahun-tahun, mereka adalah lebih baik di Afghanistan setelah Salafiyyin. Mereka lebih baik dari Ikhwanul Muslimin. Kalau kita bandingkan antara Ikhwanul Muslimin dengan mereka, sungguh kita akan dapatkan bahwa mereka lebih baik dari Ikhwanul Muslimin. Oleh karena itu, sejak berdiri Thaliban mulailah terjadi persaingan dengan Aliansi Utara yang terdiri dari orang-orang sosialis, Rafidhah, dan Bathiniyyah yang didukung Rusia, India, dan Rafidhah Iran. Kami menasihatkan untuk Salafiyyun dari Afghanistan untuk membersamai Thaliban dan kami mengkritik aliansi yang ada.”


4. Fatwa Syaikh Dr. ‘Abdullah asy-Syammari (Anak Syaikh Muhammad al-Muhaisini, Qari Masjidil Haram)


Syaikh Dr. ‘Abdullah asy-Syammari, anak dari Syaikh Muhammad al-Muhaisini yang seorang qari Masjidil Haram, merupakan ulama Salafi asal Sa‘udi yang sering berhubungan dengan para pejabat Thaliban. Dr. ‘Abdullah bahkan pernah menulis risalah menyoal wafatnya Mullah ‘Umar yang dimuat dalam situs al-Imarah ‘Arabi.


Dr. ‘Abdullah mengatakan dalam risalah tersebut,


“Mullah ‘Umar telah pergi dan cukuplah bagi kita mengetahui bahwasanya saudara-saudara beliau sepeninggal beliau akan menyempurnakan perjalanan beliau dan berjalan di atas langkah beliau. Kita berkata kepada para tentara Thaliban: Kalian adalah mahkota di atas kepala kami, betapa inginnya kami berada di tengah-tengah kalian. Teguhlah kalian, wahai tentara Allah, sungguh kalian telah melakukan keteguhan yang paling tinggi selama ini! Teguhlah kalian, wahai tentara tauhid, dan teruslah berjalan di belakang amir kalian Mullah Akhtar (semoga Allah menjaganya dan meluruskannya). Kalian telah berjalan di atas jalan kemuliaan dengan keteguhan kalian.”


Dr. ‘Abdullah juga pernah menulis surat untuk Amirul Mukminin Syaikhul Hadits Hibatullah Akhundzadah hafizhahullah, Mullah ‘Abdul Ghani Baradar, dan para anggota dewan syura dari Imarah Islam Afghanistan. Beliau mengatakan dalam suratnya,


رحم الله الطالبان، وأبناء الطالبان، وأبناء أبناءِ الطالبان، لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ الجهاد في سبيل الله هو الحلّ، لقد علّمتنا مدرسة الطالبان، أنّ الرصاص يُواجه بالرصاص، لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ القبيلة عنصر مهم، وسببٌ من أسباب النّصر، إذا أحسن التّعامل معها.


“Semoga Allah merahmati Thaliban, anak-anak Thaliban, dan anak-anak keturunan dari anak-anak Thaliban. Madrasah Thaliban mengajarkan kepada kita bahwa jihad di jalan Allah adalah solusinya. Madrasah Thaliban mengajarkan kepada kita bahwa peluru dihadapi dengan peluru. Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada kita bahwa rakyat adalah elemen penting dan termasuk sebab kemenangan jika hal itu ditangani dengan muamalah (pergaulan) yang terbaik.”


لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ التفاوض مع الدّول، والتعامل معها مع بقاء البندقية في اليد والحفاظ على الثوابت والمبادئ، هو الطريق الصحيح لنيل العزّة، ولا عزة في الخضوع والاستكانة.


“Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada kita bahwa bernegosiasi dengan negara-negara dan berurusan dengan mereka sambil memegang senjata di tangan dan melestarikan keteguhan dan menjaga prinsip-prinsip mendasar adalah cara yang tepat untuk mendapatkan ‘izzah/kemenangan dan tidak ada ‘izzah dalam tunduk kepada musuh dan menyerahkan diri.”


علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ الاهتمام بالحاضنة الشعبية وتبني الحاضة للمشروع من أعظم أسباب النّصر. لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ عدم الالتفات إلى مزاودات الغلاة، والمُضي قُدُمًا والسير في المشروع من أعظم أسباب النّصر.


“Madrasah Thaliban mengajarkan kepada kami bahwa merawat inkubator asuh masyarakat dan mengadopsi rumah asuh untuk proyek tersebut adalah salah satu alasan terbesar untuk kemenangan. Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada kita bahwa tidak memperhatikan harga tinggi, terus maju, dan menjalankan proyek adalah salah satu alasan terbesar untuk kemenangan.”


لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ تقديم العلماء، والالتفاف حولهم، والصدور عن رأيهم، هي خطوة عظيمة في درب النّصر والتمكين.


“Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada kami bahwa mengutamakan para ulama, mengikuti siasat mereka, dan merujuk kepada pendapat mereka adalah langkah besar dalam jalur kemenangan dan tamkin.”

5. Fatwa Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi (Murid Syaikh ‘Abdul Qadir al-Arnauth)


Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi hafizhahullah merupakan ulama besar Salafi dalam ilmu hadis dari Damaskus. Beliau lama menuntut ilmu dengan Syaikh ‘Abdul Qadir al-Arnauth. Keilmuan beliau bahkan disinggung oleh Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim hafizhahullah ketika keduanya tengah berselisih tentang ahkamud diyyar sekalipun.


Berkenaan tentang Thaliban, Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi menggambarkan Thaliban telah banyak memberikan pelajaran tentang mujahidin Syam. Beliau berkata,


#الفرق_بيننا_وبين_طالبان باختصار: "اجتماع كلمتهم وتفرق كلمتنا" في أرض الشام خلال 10 سنوات تم تشكيل أكثر من 500 فصيل ولواء وكتيبة.. مراجع متعددة ومناهج مختلفة ومنظرون من وراء البحار قد عانت منه الساحات منذ 30 سنة.

“Perbedaan antara kami (mujahidin di Syam) dengan Thaliban secara ringkas adalah: Kalimat mereka bersatu, sedangkan kalimat kami berpecah belah. Di bumi Syam yang sudah lebih dari 10 tahunan ini, terdapat lebih dari 500 kelompok brigade dan batalion telah dibentuk. Berbagai kelompok dari luar negeri dengan referensi dan manhaj-manhaj yang berbeda yang saling berselisih serta berdebat telah mempengaruhi daerah ini sejak 30 tahun yang lalu.”


فربما وجدت جماعة تتكون من 50 شخصا لا يعجبهم أحد في الساحة ولا في الدنيا كلها؟!لكن طالبان نجحت في تخطي ذلك بسبب التزامهم بمذهب واحد. #طالبان أعطت الجميع دروسا في الصبر والتحمل ومتابعة المسير..

”Mungkinkah engkau menjumpai suatu jemaah (tetap utuh) dengan 50 tokoh yang tidak suka satu sama lain di suatu daerah atau di seluruh dunia?! Thaliban berhasil mengatasi masalah yang demikian itu disebabkan karena berpegang teguhnya (iltizam) mereka pada mazhab yang satu. Thaliban telah mengajari semua orang arti kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi rintangan.”


6. Fatwa Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni (Murid Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i)


Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni hafizhahullah merupakan ulama alumni al-Azhar dan Madinah, pernah bergabung dalam Jama‘ah Ansharus Sunnah al-Muhammadiyyah, dan lama berguru dengan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i rahimahullah.


Syaikh ath-Tharhuni beberapa kali ditanya tentang Thaliban. Salah satunya mengenai tuduhan bahwa Thaliban telah murtad, maka Syaikh ath-Tharhuni menjawab,


أنا لا أوافق الحكم على طالبان بالردة


“Saya tidak setuju menghukumi Thaliban telah murtad.”


Begitu pula Syaikh ath-Tharhuni pernah ditanya,


طالبان مجاهدون يا شيخنا ؟


“Apakag Thaliban terhitung sebagai mujahidin, ya Syaikhuna?”


كل من ادعى الجهاد ورفع رايته فهو مجاهد


“Setiap orang yang menyeru pada jihad dan mengangkat panji-panjinya, maka dia adalah seorang mujahid.”


7. Fatwa Syaikh Dr. al-Hasan bin ‘Ali al-Kittani


Syaikh Syarif Dr. Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali al-Kittani al-Hasani al-Maliki hafizhahullah merupakan Ketua Rabithah ‘Ulama Maghribi ‘Arabi. Beliau merupakan dzuriyyah Rasulullah shalallahu ’alaihi was sallam dari jalur al-Hasan bin ‘Ali radhiallahu ‘an huma. Beliau bermazhab Ahlul Atsar secara akidah dan bermazhab Maliki secara fikih. Beliau telah berguru kepada lebih dari 70 ulama. Salah satu ulama yang merekomendasikan beliau salah satunya adalah Syaikh Dr. Sulthan bin ‘Abdirrahman al-‘Umairi dari Markaz Takwin.

Beliau beberapa kali berkomentar tentang Thaliban. Salah satunya mengenai tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa Thaliban pada zaman Mullah ‘Umar telah berbeda dengan zaman setelahnya. Beliau merekomendasikan tulisan Akh Karim an-Nikadi ( https://justpaste.it/5y3ag ).


Kurang lebih an-Nikadi mengatakan bahwa banyak orang mengkhawatirkan kalau ternyata Thaliban telah berubah, bahkan sebagian orang mengklaim Thaliban sekarang telah murtad. Kenyataannya adalah klaim-klaim tersebut tidak terbukti sama sekali. Justru yang dilakukan Thaliban pada masa kini merupakan kelanjutan dari kebijakan-kebijakan Thaliban pada masa-masa sebelumnya. Di akhir, an-Nikadi menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengira bahwa Thaliban telah berubah tidak mengetahui manhaj Thaliban sejak awal didirikan pada tahun 90-an.


Selepas kemenangan Thaliban menguasai 100% wilayah Afghanistan, Syaikh al-Kittani sendiri bersama para ulama di Rabithah ‘Ulama Maghribi ‘Arabi menyeru kepada kaum muslimin untuk mendukung Imarah Islam Afghanistan.


Syaikh al-Kittani juga mengatakan,


فالإمارة الإسلامية ليست جماعة طائفية تسلطت على أفغانستان بل هي حركة إسلامية شاملة تسع جميع المسلمين


”Imarah Islam bukanlah kelompok sektarian yang mengambil alih Afghanistan, namun ia adalah gerakan Islam komprehensif yang merangkul seuruh kaum muslimin.”


8. Fatwa Syaikh Turki bin Mubarak al-Bin'ali (Murid Syaikh Ibnu Jibrin)


Dahulu Syaikh Turki al-Bin‘ali rahimahullah atau juga dikenal dengan nama Abu Humam Bakr bin ‘Abdil ‘Aziz al-Atsari pernah berguru dengan Syaikh Ibnu Jibrin dan Syaikh Zuhair asy-Syawisy rahimahumallah, Syaikh ‘Umar al-Haddusyi dan Syaikh al-Kittani hafizhahumallah, hingga dengan Dr. Sa‘ad bin Nashir asy-Syatsri.


Dalam Majmu' Fatawa Abu Humam al-Atsari, Syaikh Turki pernah ditanya tentang Thaliban. Syaikh Turki pun menjawab,


وإنني لأحسب أن من أفضل الطاعات, وأجل القربات؛ حبك لأنصار الدين وخاصة من ذكرت. فهم طليعة الأمة الإسلامية وفخرها في هذا الزمان.


“Saya menganggap bahwa termasuk bentuk ketaatan yang paling utama dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling besar adalah kecintaanmu terhadap para penolong-penolong agama dan khususnya yang engkau sebut tadi. Mereka adalah pasukan terdepan umat Islam dan kebanggaannya pada zaman ini.”


Sampai perkataan beliau,


وأما الطالبان فهم الظهر والسند, والنصرة والمدد


“Adapun Thaliban, mereka adalah penopang, pendukung, penolong, serta penguat.”


Wallahu a‘lam dengan apa yang terjadi sesudahnya.


9. Fatwa Syaikh Mushthafa Hamdan (Murid Syaikh al-Albani)


Syaikh Mushthafa Hamdan, atau yang lebih dikenal dengan nama Syaikh Abul Harits az-Zabadani, merupakan ulama Suriah yang pernah berguru dengan Syaikh Ibnu Jibrin dan Syaikh al-Albani rahimahumallah dan Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid fakallahu asrah.


Berkenaan dengan Thaliban, Syaikh Mushthafa memberikan komentar tentangnya,


“Thaliban telah mengajari tentaranya di atas fikih jihad yang sesuai dengan syariat.”


Syaikh Mushthafa bahkan sampai menangis gembira dengan kemenangan Thaliban atas Kabul. Beliau mengatakan,


والله إن العين لتدمع فرحا بفتوحات طالبان 

اللهم أعز الإسلام والمسلمين


“Demi Allah, sunguh kedua mata menangis bahagia dengan penaklukan Thaliban. Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin.”


10. Fatwa Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim


Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim hafizhahullah merupakan ulama sepuh asal Mesir yang sekarang ini tinggal di Kanada. Beliau merupakan penulis kitab al-Jawabul Mufid fi Hukmi Jahilut Tauhid yang mendapat taqdim dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan review dari Syaikh Bilal Khuraisat. 


Seperti Syaikh al-Maqdisi, Dr. Thariq beberapa kali mengkritik dan memberikan nasihat untuk Thaliban. Hal yang wajar mengingat Thaliban sendiri memang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Syaikh ‘Allamah ‘Athiyyatullah al-Libi rahimahullah dahulu dalam Majmu' A'malul Kamilah juga menyebutkan beberapa kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam tubuh Thaliban. 


Namun sebagai ulama yang berusaha untuk inshaf, tanpa ifrath, dan tanpa tafrith, maka mereka memberikan nasihat dan kritik kepada Thaliban, menempatkan kesalahan secara proporsional, dan membelanya dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar seperti tuduhan kafir dan lain sebagainya.


Pembelaan Dr. Thariq atas Thaliban beberapa di antaranya adalah bantahan beliau atas syubhat dari orang-orang yang memerangi Thaliban hanya karena Thaliban diisi banyak Asy‘ariyyah Maturudiyyah dan menyoal permasalahan hubungan Thaliban dengan Iran.


Ketika Thaliban berhasil meraih kemenangan atas Kabul, Dr. Thariq mengatakan,


تمسكت طالبان بحكم الشريعة... الثبات على التوحيد والولاء لله ... الثبات على الحكم بالشرع الحنيف...


“Thaliban berpegang teguh pada hukum syariah... Teguh di atas tauhid dan loyalitas kepada Allah... Teguh di atas hukum syariat yang lurus...”


Sampai-sampai Dr. Thariq mengatakan,


لا يفرح اليوم ينصر طالبان إلا مؤمن و لا يحزن ينصر طالبان الا منافق كافر 


“Tidaklah orang bergembira pada hari ini karena kemenangan Thaliban, kecuali orang-orang mukmin, dan tidaklah orang bersedih karena kemenangan Thaliban, kecuali orang-orang kafir dan munafik.”


Sekian yang dapat kami rangkumkan berkenaan tentang Thaliban. Sebenarnya masih banyak lagi para ulama Salafi yang memberikan komentar tentang Thaliban, seperti Syaikh Ahmad bin Hamud al-Khalidi yang menulis surat untuk Mullah ‘Umar, Syaikh Abu Fihr al-Muslim, Syaikh Abu Waqid asy-Syami, Syaikh Abu Syu‘aib Thalhah al-Musayyar, Syaikh Yahya bin Thahir al-Farghali (murid Syaikh Muhammad Hussain Ya‘qub), Syaikh Abu Muhammad ash-Shadiq, Syaikh ash-Shadiq al-Hasyimi (murid Syaikh ‘Abdullah as-Sa‘ad), Syaikh ‘Umar al-Haddusyi, Syaikh Hamad bin ‘Abdillah al-‘Ali, Syaikh Dr. Hani as-Sayyid, Dr. ‘Ali al-Arjani, Prof. Dr. Hakim al-Muthairi, ‘Allamah ‘Umar bin Mahmud, dan para ulama lainnya, namun kami mencukupkan dengan ini karena keterbatasan waktu dan tempat.


Wallahul muwwafiq.


[Diolah dari berbagai sumber dan komunikasi tim penulis dengan pihak-pihak yang terkait.


(htt


ps://t.me/fatwamyid)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Irman Gusman dan Anjadi Gusman Bersama Ibu Aisyiah dan Nasyiatul Aisyiah Sumbar

Senang, Gembira dan Bahagia: Wakaf Prof. Dr. H. Sidi Ibrahim Buchari, M.Sc.