Senang, Gembira dan Bahagia: Wakaf Prof. Dr. H. Sidi Ibrahim Buchari, M.Sc.
Bersama Buyuang Aciak, Wali Nagari Gunung Padang Alai (Baju batik di tengah). (Foto: Staf Walneg) |
Padang Alai, Padang Pariaman (10/4/18).
"Apa rahasianya Umi?", tanya salah seorang yang hadir siang itu. Usia Umi sudah 84 tahun, tetapi penampilan lincah, bicara lancar dan suara bak ibu usia 40-an. Runtut, jelas dan berisi.
"Yang penting selalu senang, gembira dan bahagia", katanya. "Senang artinya badan senang, ibadah kuat, makan enak, tidur nyenyak, badan sehat. Gembira, ya selalu ceria, tidak pernah galau apa lagi rusuh. Bahagia. Nah, artinya bahagia dengan kehidupan dengan semua yang dikaruniai Allh swt, anak, menantu, dan cucu serta keluarga besar selalu rukun, dapat se-ia se-kata, suka tolong menolong dan bersyukur sepenuhnya atas karunia Allah swt.
Umi pernah menjadi Ketua PW Aisyiah DKI Jakarta, dua periode dan keluarganya pernah dinobatkan sebagai keluarga teladan pertama DKI Jakarta masa Gubernur Fauzi Bowo.
Di dampingi putranya, dr. H. Nur Avenzoar, Umi Dra. Hj. Bahniar Ibrahim menyerahkan sertifikat tanah wakaf 3,5 hektar dari almarhum suaminya, Ibrahim yang kebetulan namanya sama dengan almarhum ayahnya.
Lengkapnya nama suami Umi adalah Prof. Dr. H. Sidi Ibrahim Buchari, M. Sc yang keluarga itu selalu panggil Buya. Wafat beberapa bulan lalu di jakarta, Prof. Sidi Ibrahim adalah pendiri Universitas Muhammadiyah UHAMKA Jakarta. Tanah lahan yang diserahkan tadi terletak di belakang Pasar Nagari Gunung Padang Alai.
Umi sempat berbicara pertelepon dengan Ketua PWM dari Surabaya pada Rakornas MPKU pertengahan Februari lalu. Waktu itu Avezor menyampaikan maksud almarhum ayahnya untuk mewakafkan tanah. Avenzor adalah Direktur Akbid Aisyiah, Cilegon, Banten.
Pada pertemuan Rakornas PTM di Jakarta pertengahan Maret lalu, dirancang agenda peninjauan lahan dan penyerahan sertifikat asli serta surat-surat lain pada April ini, tepatnya hari ini Selasa, 10 Arpil 2018.
Umi meminta dibangun amal-usaha Muhammadiyah (AUM) di lahan itu. Keluarga akan ikut membantu. Kalau mungkin dimulai dulu dengan Poliklinik Pratama. Tentu saja semua rencana itu disambut antusias oleh PWM dan PDM. Selanjutnya begaimana bersilaturrahim dan merundingkan dengan ninik-mamak, alim-ulama, cadiak-pandai, pemuda serta tokoh dan pemuka masyarakat kenagarian ini.
Wali Nagari Buyuang Aciak sebagai pemerintahan nagari yang juga sebagai mewakili keluarga menyambut semua rencana dengan semangat. Ketua PDM Fakhri Zaki diamanahkan oleh PWM untuk segera melakukan eksekusi yang terencana dan bertahap. (SK)
Komentar