Surat 1, Juli 2004: Mahasiswa Minangkabau di Kairo
Mahasiswa Minangkabau
di Kairo, Mesir.
Dari kiri ke kanan : Hifzi (Piladang), Burdadi (Bangka)
Abdul Baari (Ketua KMM dari Pariaman), Ahmad Hidayat (Malalo), Arif Taufik
(Lintau) Hasnul Yakin (Wakil Ketua KMM, Kairo)
Kuntum Khaira Ummah (Bundo Kandung KMM, Kairo)
Surat Dari Kairo (1) :
Hifzi, Pengurus Wisma Nusantara
Kairo
Mahasiswa dari Piladang.
Pak
Darlis dan sahabat-sahabat persku Hasril, Zaili, Eko di Sgl, MM, Padek dan
Haluan Yth. Kepada salah seorang di
antara sahabatku, kemarin saya berjanji
untuk menulis terus dalam perjalanan ini. Seperti yang sudah saya tulis sebelum
keberangkatan kemarin, (entah sudah bapak terima dan baca) dalam email, kami
berangkat dari Padang Pukul 12.55 dengan Garuda GA 844. Setelah transit di PekanBaru
kami sampai di Singapura pukul 16.15 waktu Singapuara.
Pukul 06.40
pagi ini (Kamis, 22/7) saya Imnati dan Adam sampai di Bandara internasional
Kairo.
Di sini, kotak Sinar X itu meskipun ada tidak
terlalu diperlukan. Setelah ceking pasport dan slip kedatangan, oleh petugas di
balik kaca lintas keluar imigrasi, kami di suruh mengunggu di satu sudut.
Ternyata di beberapa kursi di sudut ruangan itu ada pula penumpang lain yang
akan masuk ke Kairo. Rupanya bagi orang yang bukan warga Mesir sering
atau memang seperti itu.
Terasa
kepada saya seperti masuk
Namun sebelum passport
yang sudah distamp itu diberikan ke saya, hati saya agak ragu juga. Apalagi
mahasiswa Minang yang menunggu saya di luar mengirim sms ke saya, apakah ada
kesulitan ? Saya terangkan keadaan itu.Total waktu yang saya
butuhkan satu setengah jam. Dan kira-kitra selama itu pulalah Abdul Baari,
Hasnul Yakin, Syaiful, Arif Taufik, dan Sirajuudin, menunggu. Mereka adalah
Ketua dan Wakil Ketua Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau dan petugas KBRI Kairo.
Seperti
yang telah saya terangkan, kedatangan saya ke sini atas undangan mereka. Bagi
saya ini sangat menarik. Saya selalu berhubungan dengan mahasiswa-mahasiswa
kita di luar negeri. Kemarin di Singapura saya memperkenalkan anak saya yang
kuliah Ilmu Komunikasi Universita Islam
Bandung kepada Ridha, putri Drs. Usman Alnas, MA, Wakil Dekan I Fakultas
Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang tempat saya menjadi salah seorang dosennya.
Bulqish sedang mengeksplorasi data dan resources serta informasi dan materi
untuk menulis tesis, tugas akhirnya .
Hari ini
Ridha, mahasiswa Universitas Nasional Singapura itu membawa Putri Bulqish ke
Kampusnya. Kata Bulqish via sms tadi, kampus Ridha sangat moderen dan canggih.
Ridha adalah mahsiswi di univeristas bergengsi ini. Dan di Singapura juga ada
kesatuan mahasiswa Minang. Bara Mamiya yang kuliah di
Eh, ternyata
di Kairo, saya bertemu pula dengan adik kelas setahun di bawah Putri Bulqish
yang sama-sama di Diniyah Putri Padang Panjang tiga tahun lalu. Yang
terakhir ini bernama Kuntum, mahasiswi
jurusan Bahasa Arab di al-Azhar yang orang
tuanya tinggal di daerah Tunggul Hitam Padang. Ah, saya juga ingin
mengatakan bahwa Arif Taufik yang tadi salah satu menjemput kami di Bandara
adalah teman anak saya di Pesantren Darun Najah di Jakarta dan Cipining
Sampai
di Wisma Nusantara Kairo saya bertemu dengan beberapa mahasiswa Minang dan
Wisma
Nusantara adalah sebuah gedung berlantai
Di Gedung inilah sekarang dipusatkan berbagai kegiatan mahasiswa dan
sekaligus menjadi kantor DPP Persatuan Pelajar dan Mahassiswa Indonesia Mesir
sejak tahun 2001 lalu. Di lantai paling
atas ada perpustakaan yang lumayan. Dan bagi mahasiswa
Nanti malam,
sesuai agenda yang KMM susun, kami akan makan malam di rumah Atase Pertahanan
KBRI Kairo, Kolonel Laut Yuhastiar. Menurut info, beliau adalah teman Pak Wako
Padang kita sekarang Drs. H. Fauzi Bahar, M.Si. Ketika kemarin saya terima
telepon Pak Wako dengan temanya : “yang
kujaga dan kubela” Kota Padang itu di Singapura,
beliau membenarkan . Susana nanti malam dan apa kesan dan pikiran saya akan
saya tulis untuk besok. Oh, ya beda waktu antara
(Pernah dimuat di Harian Singgalang, Juli 2004)
Komentar