Satuan Pendidikan Aman Bencana Berbasis Qabilah

 




Satuan Pendidikan Aman Bencana Berbasis Qabilah

Oleh Admin-SK




Webinar, Rabu, 14/10/2020.

Webinar Nasional MDMC berlangsung hangat. Rabu 14 Oktober 2020 dari Pk 09-sd selesai. Dari Sumbar menjadi Nara Sumber Ketua MDMC Drs. H. Marhadi Efendi, M.SI dan Pembina HW di MTsM Alamanda Pasaman Barat Sumariadi. 


Sumariadi yang barusan selesai mengikuti BIMTEK bulan lalu sudah bergerak. Bersama Tim atas dorongan dan bimbingan Kepala Madrasah, mereka beriikhtiar aktif. Di antaranya  menyiapkan prosedur tetap (Protap) penanggulangan bencana berbasis Qabilah di MTsM Alamanda. 


Webinar diikuti 152 orang dari seluruh Indonesia. Di antaranya dari 2 orang dari Qabila HW Mu'allimin Muhammadiyah sawah dangka Ust Yunando Afridho & Ust Rahmad WD. Dari PPM Al-Kautsar, Kauman Padang Panjang dan Al-Mumtaz, Solok. Mereka terdiri dari aktivis HW dari berbagai sekoah dan madrasah. Tokoh MDMC nasional dan MCCC serta dibuka oleh Direktur Penanggulangan Bencana BNPB. 


Di antaranya menekankan betapa strategis dan praktisnya peranan lembaga pendidikan dalam istiah yang disebut Satuan Pendidikan Aman Bencana. Terutama menyiapkan teknis perlindungan diri, persiapan sebelum dan pengamanan ketika datang bencana dan recovery pasca bencana.


Dari MDMC Pusat memberikan beberapa hal yang penting. Dr. Rahmah Hussein, di antaranya mengatakan bahwa  siswa-santri  dan guru di Sekolah dan Madrasah sudah ikut dan sudah menjadi kebijakan nasional dalam progam-progam SPAB. Namun perlu terus menerus  funngsi dan peranan itu  ditingkatkan. Bukan hanya di sekolah dan madrasah Muhammadiyah tetapi semua lembaga pendidikan yang ada di mana pun. 



Satuan pendidikan Muhammadiyah lebih sadar dan giat maka usaha itu tolong disebarkan kepada yang lain. Dan istilah Qabilah itu adalah unit terkecil di Hizbul Wathan. Unit ini sangat praktis untuk bergerak dan melakukan upaya aman bencana bersama komponen dan eksponen lainnya baik internal Muhammadiyah maupun eksternal dengan komunitas dan satuan pendidikan lain di sekitar mereka.


MDMC Sumbar yang dipimpin Marhadi sudah melakukan upaya yang aktif dan agresif. Mulai dari mengunjungi  lokasi sekolah dan madrasah Muhammadiyah, bagaimana persiapan  SPAB Sumbar sampai kepada melakukan berbagai upaya membantu berbagai bencana di Sumbar. 


Tahun lalu MDMC sudah membuat peta umum keberadaan Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah di pesisir pantai barat Sumbar. Di temukan sekolah dan madrasah yang tidak aman secara fisik gedung. Tidak aman jarak dari pantai. Belum adanya persiapan fisik dan mental pada satuan pendidikan itu. Belum ada pendidikan persiapan dan menghadapi serta pasca bencana. Semua menjadi agenda yang terus dilakukan ke depan.


Pada berbagai wilayah lain di Indonesia, ternyata SPAB ini bervariasi. Ada yang relatif agak siap. Tetapi banyak pula yang belum siap sama sekali. Bahkan masih ada yang menanyakan tentang eksistensi HW pada beberapa tempat yang belum kembali populer seperti masa lalu. Masih ada  pihak lain  belum banyak yang paham dengan HW. 


Untuk itu semua diharapkan program sosialisasi HW dan program MDMC serta SPAB ini terus digulirkan dan ditingkatkan sosialisasi lembaga dan programnya. Apa lagi masalah kebencanaan dan kemanusian akan terus menjadi tantangan bangsa dan ummat. Ini harus selalu semua kita siaga menghadapinya. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan