Ketua PWM pada Penyerahan Beasiswa Lazismu Payakumbuh: Ta'awun untuk Negeri 25 Nov 18










Beasiswa Lazismu PDM Kota Payakumbuh:

Ta’awun utuk Negeri

Oleh SK 25/11/-[18

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh
Allah Azza wa Jalla berfirman:

ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa  dalam bermusuh-musuhan (dan pelanggaran). Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
[al-Mâidah/5:2]
Makna al-birru (الْبِرِّ) dan at-taqwa (التَّقْوَى) dapat kita pahami secara singkat. Dua kata  ini, memiliki hubungan yang sangat erat. Karena masing-masing menjadi bagian dari yang lainnya.

Secara sederhana, al-birru (الْبِرِّ) bermakna kebajikan atau kebaikan. Kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan ragamnya secara syar’i, filosofi, teks dan konteks.
Ibnul Qayyim mengatakan,   al-birru  (kebajikan, kebaikan, keutamaan) adalah satu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan kesempurnaan. Lawan katanya al-itsmu (dosa) yang maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya. 
Secara khusus Allah merinci ragam al-birru (kebaikan, kebajikan) dalam ayat berikut:

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [al-Baqarah/2:177]
Kebaikan (kebajikan) yang tertera di ayat di atas mencakup seluruh unsur dalam  al-Islam; prinsip-prinsip keimanan; penegakan syariat seperti mendirikan shalat, membayar zakat dan infak kepada orang yang membutuhkan dan amalan hati seperti bersabar dan menepati janji. 
Di dalam Milad 106 Muhammadiyah menurut kalender Masehi atau 110 menurut kalender hijri tahun ini, harus kita ambil hikmah dari ayat tadi.  Paling tidak ada tiga konsepsi:
     Pertama, ta’awun akidah (teologis). Saling memperkokoh iman-taqwa antara sesama
     Kedua, ta’awun syar’i. Saling memperkokoh jalan kehidupan berdasarkan syariat Islam.
     Ketiga, ta’awun mu’amalah fi al-dunia. Sublimasi dan eksplorasi amal-usaha Muhammadiyah yang bergerak pada core amal. Gerakan dakwah, gerakan pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, gerakan  social, gerakan kemanusian.
Di dalam konteks ke-3, terakhir ini, Lazismu memperlihatkan gerakan konkrit yang sekarang diakui negara dan pemerintah sebagai lembaga terbaik dan mendapat penghargaan baru-baru ini oleh Menteri dalam negeri atas nama pemerintah. 
Sebagai yang dilaporkan tadi oleh Pengurus Lazismu dan Ketua PDM bahwa tahun ini diserahkan beasiswa untuk 190 orang baik  lanjutan maupun baru bagi mahasiswa-i yang belajar di berbagai PTN-PTS dan Universitas di seluruh Indonesia bahkan untuk yang belajar di luar negeri. 
Lazismu  juga membantu ekonomi kecil  produktif 20 grobak bagi mustahiq yang mustadh'afin. Begitu pula  membantu penanggulangan bencana banjir, tanah longsor bahkan ikut mengirim 60 kg rendang ke NTB dan Palu beberarapa waktu. 

Semua itu diberikan oleh warga Muhammadiyah Payakumbuh dan sekitar khususnya dan warga masyarakat umum. Lazismu PDM  kota Payakumbuh sudah mengemban dan mengeksplorasi ta’awun itu secara konkret untuk umat dan kemanusiaan.
Untuk tingkat wilayah sesuai catatan PWM,  Lazismu  tahun 2018 ini menerima dan menyalurkan total 349 Juta Rupiah. Mereka telah membantu 800 orang guru Muhammmadiyah dan Aisyiah di berbagai daerah di Sumbar menghadapi lebaran hari raya lalu; bantuan Bea Siswa Lazismu 20 Paket dalam negeri, 1 Paket Bea Siswa ke Mesir; Rehab Rekon SD Muhammadiyah; bantuan bencana di  Palu; bantuan MTsM Pangkalan Musibah kebakaran; bantuan tanggulang  bencana alam di Tanah Datar; bantuan tanggulang bencana alam di Pessel. Dan Lazismu juga menggalang kerjasama  dengan pihak lain untuk tanggulang musibah dalam menyalurkan bantuan berbentuk natura dan lainnya.
Sampai sekarang Lazismu yang sudah terbentuk selain wilayah adalah Payakumbuh, Kantor  Layanan Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, Pessel, Pariaman, dan Bukittinggi. Kita berharap di kota dan kabupaten PDM lainnya juga segera dibentuk dan melakukan eksekui kegiatan optimal. Bahkan diharapkan sesuai kaidah Lazismu harus ada pada setiap Cabang dan Ranting serta Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). 

Dengan ini, PWM atas nama semua warga Muhammadiyah Sumbar menaruh simpati dan penghargaan yang tinggi atas kerja keras dan manajemen yang semakin baik dari  tahun-ke tahun oleh Lazimu Kota Payakumbuh. dan Lazismu lain di wilayah ini.
Oleh karena itu sebagai imbalan kepada Lazismu, kita semua mengajak dan berharap kepada para Mahasiswa yang menerima Bea-siswa untuk menjaga amanah umat ini. Dengan arti memanfaatkannya sesuai dengan tujuan kemaslahatan untuk mengagungkan ikhtiar ta’awun dan syiar Islam. 
Dalam hal ini, para Mahasiswa-i diharapkan secara sungguh-sungguh menerima amanah untuk peningkatan sumber daya manusia yang Islami dan Indonesiani.   Kiranya Saudara-sudara  dapat meningkatkan kecakapan, melakukan  perubahan budaya dan keadaban  insani untuk senantiasa berprilaku karimah, mulia, berilmu dan trampil dalam kehidupan, kokoh iman-takwa, kuat dan tertib dalam ibadah serta berkemajuan dalam semua aspek kehidupan.
Mahasiswa penerima diharapkan  memiliki life skill , social skill, dan spritual skill yang meninggikan martabat  dan kemajuan untuk mengubah cakawala menuju pribadi dan warga umat yang muttaqin.
Akhirnya, kita  berharap ada nilai-nilai al-Islam dan ke-Muhammadiyaahan yang meresap di dalam kalbu Saudara-saudara.  Dan kita bersyukur kalau pada saatnya nanti Saudara ikut  berjuang bersama Muhammadiyah menjadi pelopor, pelanjut dan pemelihara cita-cita Muhammadiyah mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mari berjuang  dalam suka dan duka kehidupan duniawi untuk  kemuliaan di hari nanti sekaligus mencapai   baldatun thayibatun warabbun ghafur. Negeri yang aman tenteram, aman dan makmur, di bawah ampunan Allah swt.
Demikianlah sambutan kami, semoga Allah swt memberikan suluh dan cahaya terang ke dalam jiwa kita semua untuk selalu menjalankah perintah Allah dalam ber-amar ma’ruf nahi mungkar, ketika sendiri maupun berjamaah dalam persyarikatan yang kini berusia 106 tahun memasuki milenium ke3 ini. 
Terlebih terkurang mohon maaf. Nashrum min al-Allah wa fathun qarib, wa bassyiril mu’minin. Al-Birru manittaqa, nun wal qalam wamaa yasturun, fastabiqul khairat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Payakumbuh, 25 November 2018-17 R Awal 1440.
Shofwan Karim





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan