Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (1) Bayani, Sunnatullah, Takdir?

Gambar
Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (1): Bayani, Sunnatullah, Takdir? Buya Mirdas adalah Ketua PDM Padang Panjang Batipuh X Koto 2005-2010. Sejak  2015 adalah penasihat. Alquran banyak memberi ingat tentang kematian. Kematian adalah salah satu hal yang pasti akan dihadapi oleh manusia.  Saat kematian datang, jiwa akan terlepas dari raganya. Lahir-maut, jodoh dan rezeki adalah 3 hal yg menjadi takdir.  Dalam Islam  3 takdir itu yang menjadi rahasia dan hanya Allah SWT yang mengetahui, termasuk di dalamnya adalah kematian. Ketika waktu kematian telah datang menghampiri, manusia  tidak dapat menolak atau menghindarinya. Oleh karena itu, selama hidup di dunia, manusia harus selalu mengingat Allah SWT dan tidak terbuai oleh kenikmatan duniawi saja. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW berpesan, “ Perbanyaklah olehmu dalam mengingat penghancur segala kelezatan dunia, yaitu kematian ,” (HR at-Tirmidzi). Firman Allah SWT  dalam beberapa ayat...

Media yang Fokus Berdakwah Jadi Harapan Idul Adha Sumbar |Republika Online

Gambar
  Media yang Fokus Berdakwah Jadi Harapan Idul Adha Sumbar |Republika Online REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Di tengah media massa dan program televisi yang mengisi kontennya untuk hiburan, Indonesia sangat membutuhkan media massa yang kehadiran media yang fokus berdakwah. Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatra Barat Shofwan Karim Elhussein dalam khutbah Shalat  Idul Adha  di halaman Kantor Gubernur Sumatra Barat, Jumat (9/1) pagi. Shofwan menilai, keberadaan media massa yang mengumbar misinya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, agama, dan pendidikan penting untuk membentuk generasi muda Islam yang kokoh akidah dan ibadahnya. "Tapi paling banyak terasa porsi hiburan dan entertainment lebih besar dari porsinya dari konten lain," ujar Shofwan.  Shofwan menilai, modal dakwah ini menjadi penting lantaran Indonesia bersiap masuk ke dalam periode bonus demografi. Dengan harapan hidup yang semakin baik, maka jumlah penduduk muda menjadi mendo...

Malam Kadar, Mitos atau Realitas ?

Gambar
  Singgalang Ramadhan (5), 2011: Mitos dan Realitas Oleh Shofwan Karim   Para  ulama ulum al-Quran berpendapat bahwa turunnya surat al-Qadar jauh di belakang surat Al-Alaq.   Wahyu pertama al-Alaq turun di Mekkah sementara surat al-Qadar turun di Madinah. Mengapa di dalam susunan mushhaf al-Quran surat al-Alaq (96) langsung diiringi  surat al-Qadar (97)?.   Quraish Syihab menjawab, keadaan itu terjadi karena susunan itu langsung menurut ketetapan Allah. Bukan oleh Rasulullah Muhammad saw atau oleh sahabat dan ulama salaf ahli ulum alquran.    Meskipun begitu, pikiran bebas merdeka tentu dapat memberi interpretasi mengkajinya secara filosofis. Tentu saja tetap merujuk kepada  asbab al-nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) sehingga interpretasi bebas itu masih tetap dibatasi kaidah baku penafsiran.   Di dalam  surat al-Alaq, Allah mengintruksi Nabi (dan begitu pula kaum Muslimin) untuk membaca di antaranya membac...

Surat (3) dari Kairo, 2004: Kolonel Laut Ir. Yuhastihar dari Balimbiang Tanah Datar

Gambar
Pernah dimuat di Harian Singgalang Juli 2004. Kepada Yth>   To:    tanbaro@indosat.net.id;harian_haluan@yahoo.com.sg;padek@indosat.net.id;mimbarminang@yahoo.com.sg     cc: hasrilchaniago@hotmail.com;darlis_syofyan@yahoo.com;zailiasril@yahoo.com   Kolonel Laut Ir. Yuhastihar Atan KBRI Kairo, Mesir, Juli 2004 (Foto SK) Surat Shofwan Karim dari Kario (3):   Kolonel Laut Ir. Yuhastihar dari Balimbiang             Dubes Prof. Dr. Bachtiar Aly pulang ke Indonesia untuk suatu tugas. Kami diterima oleh Atase Pertahanan (Atan) Kolonel Laut Ir. Yuhastihar dikediamannya . Makan malam dan silaturrahim ini didampingi pegurus KMM terlaksana Kamis, 22 Juli malam atau hari kedua kehadiran kami di Kairo.             Yuhastihar, di angkatan laut  adalah satu korp dengan Wako Padang Drs. H. Fauzi Bahar, M.Si. Pak Fauzi telepon saya ketika transit di ...

Wisata, Kairo, Mesir dalam Foto

Gambar
Imnati bersama Mhs KMM Kairo Juli 2004 latar belakang Masjid 4 Mazhab (Foto SK)   Latar Belakang Masjid Shalahuddin al-Ayubi, Kairo (Foto SK)

Surat (2) dari Kairo, 2004: Hidup dari Wisata Sejarah

Gambar
Surat Shofwan Karim dari Kario (2):   Hidup dari Wisata Sejarah             Sahabatku H Darlis, Hasril, Zaili dan Eko di Singgalang, Mimbar Minang, Padek dan Haluan. Kemarin agenda yang dibuat oleh KMM cukup padat. Disela-sela acara itulah surat   ini dibuat. Pada surat kemarin, seakan-akan saya langsung akan menulis soal acara  dengan Atase Pertahanan KBRI yang mengundang makan  malam hari itu. Sayang rasanya cerita soal poerjalanan saya sesudah menulis surat kemarin itu dilampaui. Maka laporan saya tentang atase itu saya tulis dalam surat yang ketiga. Sementara yang kedua ini, saya akan cerita apa yang dilakukan sore hari kamis kemarin.  Mobil KBRI yang disopiri Abdul Rahman, anggota KMM membawa kami ke Giza . Memang agak lelah, karena baru pagi harinya sampai dan beerapa saat istirahat langsung jalan.  Wilayah di seberang Sungai Nil menjadi kunjungan utama wisatawan  di Mesir. D...

Surat 1, Juli 2004: Mahasiswa Minangkabau di Kairo

Gambar
     Mahasiswa Minangkabau di Kairo, Mesir.       Dari kiri ke kanan : Hifzi (Piladang), Burdadi (Bangka) Abdul Baari (Ketua KMM dari Pariaman), Ahmad Hidayat (Malalo), Arif Taufik (Lintau) Hasnul Yakin (Wakil Ketua KMM, Kairo)     Kuntum Khaira Ummah (Bundo Kandung KMM, Kairo)                           Surat  Dari Kairo (1) : Hifzi, Pengurus Wisma Nusantara Kairo Mahasiswa dari Piladang.               Pak Darlis dan sahabat-sahabat persku Hasril, Zaili, Eko di Sgl, MM, Padek dan Haluan  Yth. Kepada salah seorang di antara sahabatku,  kemarin saya berjanji untuk menulis terus dalam perjalanan ini. Seperti yang sudah saya tulis sebelum keberangkatan kemarin, (entah sudah bapak terima dan...

Islam di Minangkabau dan Beberapa Isyu Aktual

Gambar
 Tulisan asli th 2004 di posting sekarang 13.07.2021 Islam di Minangkabau dan Beberapa Isyu Aktual [1] Oleh Shofwan Karim [2]   I. Introduksi           Wilayah kultural Minangkabau yang meliputi wilayah Administrasi Pemerintahan Sumatra Barat   adalah Provinsi di sebelah Barat bagian tengah Sumatera. Provinsi ini   berbatasan dengan sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu, sebelah Barat dengan lautan Hindia, sebelah Utara dengan Provinsi Sumatra Utara dan sebelah Timur dengan Provinsi Riau dan Jambi. Penduduknya sekarang 4,5 juta orang. Mata pencaharian pokok atau ekonomi berdasarkan perdagangan, small business , usaha kecil dan menengah, pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Budaya Minangkabau yang berintikan Adat Minangkabau menganut sistem kekerabatan   menurut garis keturunan ibu atau materlinial line. Kehidupan sosial dan keluarga diatur di dalam tatanan kesukuan yang berdasarkan dua kelarasan utama ...