Muhammadiyah Bergerak Tanpa Batas

Muhammadiyah Bergerak Tanpa Batas

Muhammadiyah Bergerak Tanpa Batas

Sebelum Pandemi Covid-19  memupuskan semua kegiatan massal di lapangan,  pada bulan Maret lalu, mereka bergerak tanpa batas. Para pimpinan Muhammadiyah, pagi  Jumat ke-4, di UMSB. Siang sesudah Shalat Jumat, Penjelasan Fokus Dakwah terkini di Panti Asuhan Aisyiah Lubuk Basung.

Sore di Museum Hamka, di tepi Danau Maninjau dan ke rumah Dr. H Abdul Karim Amrullah.  Melanjutkan observasi dan mencari yang harus dikumpulkan, mengumpulkan artifak untuk Museum Muhammadiyah  dari Ranah Minang.

Mengunjungi  komplek Kauman Padang Panjang yang telah diperkaya dengan Masjid, Pertokoan dan Hotel. Mereka menamakan Kawasan Bisnis Muhammadiyah-Wardah Foundation. Bertemu silaturrahim dg PDM, PDA, PCM  di komplek tersebut.

Besok pagi Sabtu di UMSB  dibuka resmi 3 kegiatan, kemudian di  3 ruangan terpisah dalam bentuk workshop: 1 Kegiatan MPI,  Nara Sumbar Tim MPI Pusat 8 orang, peserta 30 orang dan 2 work shop Dikdasmen didampingi narasumber wilayah dan peserta masing-masing 40 orang. 

Ahad, dengan 3 agenda (workshop jurnalistik, dokumentasi dan kearsipan; Al Islam, Kemuhammmadiyah dan Bahasa Arab serta workshop keabsahan yuridis AUM.

Semua kegiatan itu diikuti Ketua PP Prof Dadang, Ketua PWM Dr. Shofwan dan Rektor UMSB Dr. Riki serta Sekretaris PWM Drs Nurman bersama peserta dari PDM, PCM dan Universitas dengan 6 orang dari MPI Pusat. Workshop tadi dipandu dan menjadi Nara sumber dari Tim PWM yg sudah ikut agenda sebelumnya di Yogyakarta dan Medan oleh Pimpinan Pusat.

Pengguntingan pita peresmian Hotel Muhammadiyah A Muin Saidi di Kawan Bisnis Muhammadiyah 15 Maret 2020. (Foto: Dok PWM-SB)
Pengguntingan pita peresmian Hotel Muhammadiyah A Muin Saidi di Kawan Bisnis Muhammadiyah 15 Maret 2020. (Foto: Dok PWM-SB)

Berikutnya, pengkajian terpadu PDM Padang di Masjid Raya Pasa Gadang dengan nara sumber DMI Pusat dihadiri sekitar 400 orang; Pengajian Terpadu PDM-PDA di Batusa Sangkar dengan pemantik kaji PWM dihadiri sekitar 300 orang. Workshop kepala sekolah muhammadiyah se Pasbar di PCM Kinali, Ahad 16 Feb 2020, 40 peserta. Musypimda II PDA Pasaman Barat 60 peserta.

Simultan dengan itu di Bukittinggi Musypimda II PDA Bukittinggi dihadiri dan narasumber PWA serta PDM-PDA Bukitinggi 60 peserta. Kemudian pengajian terpadu PDM-PDM Kab Padang Pariaman, Nara Sumber PWM, PDM dan PDA.

Kegiatan-kegiatan dirangkum oleh editor di samping hadir sendiri juga berdasarkan surat masuk ke PWM serta tayangan di GWA dan sumber lainnya.

Pertanyaan menggelitik pada halaqah pagi Jumat 14/2 di VVIP room UMSB menyentak peserta. Mengapa ujung ayat QS 2: 249 belum memberi pengaruh kepada kita, " Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".

Dalam pemaparan awal  Ketua PP Muhammadiyah membidangi Majelis Perpustakaan dan Informasi serta Majelis Tabligh Prof Dadang Kahmad ada konstatasi. Muhammadiyah mempunyai amal usaha dakwah pendidikan, sosial, kesehatan, kemanusiaan dan lainnya yang sangat besar jumlahnya.  Namun warga Muhammadiyah yang memiliki kartu anggota masih kecil. 

Puluhan ribu  alumni Perguruan Tinggi Muhammadiyah tiap tahun tamat dari 170 PTM, tetapi tidak semua mau membesarkan Muhammadiyah. Kader masih kurang. Apa lagi yang tamatan sekolah, Madrasah dan Pesantren Muhammadiyah sudah jutaan atau ratusan ribu orang. Tetapi Indonesia yg berkemajuan seperti yang didengungkan Muhammadiyah masih belum optimal.

Nlai-nilai ideal-normatif yang ditanamkan Muhammadiyah sejak lebih seabad lalu belum berbanding lurus dalam praksisme aktualitasnya. Inilah tugas warga dan kader Muhammadiyah terus menerus membumikan nilai-nilai dan norma ideal Muhammadiyah. Meski dalam kuantitas struktural dan  fisik biologis masih sedikit, tetapi mari teruskan. 

Teruskan menggunakan media dakwah bil lisan dengan meningkat dakwah bil hal. Mengupgrade media mimbar dan podium ke media digital. Memperkokoh eksistensi amal usaha secara yuridis dan manejemen bisnis serta produk, out put dan out come yg super serta mengembangkan tiga domain pendidikan: kongnitif dan motorik serta afektif al-Islam Kemuhammadiyahan. Hendaknya  semakin efektif dan berkualitas. Pada saatnya Islam berkemajuan dan masyarakat utama akan tercipta*** (Shofwan Karim)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan