LGBT Sistemik Tumpas Secara Sistemik Pula

https://minangkabaunews.com/artikel-18485-majelis-tabligh-pw-muhammadiyah-sumbar-gelar-seminar-sehari-riset-tentang-lgbt.html



Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Sumbar Gelar Seminar Sehari Riset tentang LGBT

Sabtu, 27 Oktober 2018

Seminar sehari hasil riset tentang lgbt

PADANG -- Majelis Tabligh PW Muhammadiyah menggelar seminar hasil riset LGBT dengan peneliti Dr. Sri Setiawati,MA yang juga Dosen Fisip Unand bertema Gerakan dan jaringan sosial LGBT Kajian Etnografi Feminis di Jakarta di GDM62 Sawahan, Kota Padang, Sumbar, Jumat, (26/10/2018).

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar H. Solsafad,MA. Hadir Sekretaris PWM Sumbar Drs H. Nurman Agus dan Bendahara Abdurrahman, element penggiat anti LGBT, unsur mahasiswa dan puluhan Angkatan Muda Muhammadiyah Sumbar.

Dalam sambutannya Wakil PW Muhammadiyah Sumbar, H. Solsafad mengatakan "Mereka jauh lebih milenial dengan membentuk banyak perkumpulan Gerakan mereka rapi dan terorganisir, tidak sedikit juga dana NGO asing terkucur biaya LGBT di Indonesia," pukasnya

Soslsafad mendorong pemerintah untuk tegas dalam penanganan kasus LGBT.
Pemerintah harus hadir dalam penanganan LGBT.

Ketua Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Sumbar Abdul Salam, MA.g didampingi Sekretaris Syamsurizal mengatakan Hari ini kita kembali berkumpul dan berdiskusi terkait persoalan krusial keumatan setiap bulan hadir dengan tema berbeda, kali ini kita mengajak Dr. Sri Setiawati untuk mengupas tentang fenomena LGBT yang merebak sekarang ini.

"Peserta tidak hanya dihadiri kader Muhammadiyah dan masyarakat umum lintas sektor yang didahuli dengan makan siang," tuturnya.

Dosen Fisip Antropologi Unand, Dr Sri Setiawati mengatakan Kaum LGBT sudah come out mereka tidak lagi sembunyi-sembunyi mereka sudah membentuk perkumpulan dan didukung faundhing yang kuat maka pemerintah dalam hal ini harus hadir. pemerintah seyogyanya menjawab keresahan umat dengan mengeluarkan regulasi yang menutup akses LGBT mulai peraturan nagari hingga Peraturan Pemerintah. Selain itu perlu adanya konsensus bersama dengan melahirkan lembaga mengurus persoalan LGBT lintas ormas dan lintas disiplin. Kemudian adanya kurikulum pendidikan pendidikan agar siswa lebih waspada terhadap bahaya laten LGBT

Untuk mencegah itu, Sri merekomendasikan perbaikan dari pola asuh, pendidikan seks, pengawasan orangtua terhadap media dalam jaringan, peran tokoh agama dan peran psikolog. Dalam paparannya, ia mengatakan, kebanyakan dari pelaku LGBT mengetahui tentang agama.

Organisasi LGBT Indonesia "coming out
Seperti LAMBDA Indonesia (1982 ) di Solo, GAYa Nusantara (1984) di Surabaya, SAPHO (1984) di Jakarta, PERLESIN (1986) di Jakarta, CHANDRA KIRANA (1993-1996), ALN (Asian Lesbian Network) dan Koalisi Perempuan Indonesia (1998 ) di
Jakarta.

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi


COPYRIGHT © 2018 MINANGKABAUNEWS.COM
Visitor: 36811945


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan