Muhammadiyah Sumbar Cetuskan 'Deklarasi Gunung Talang'



Muhammadiyah Sumbar Cetuskan 'Deklarasi Gunung Talang'


Oleh Adi Bermasa


Swasta
Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll. 
Regional
30 Agustus 2017   17:23 Diperbarui: 30 Agustus 2017   17:36 275 0 0
Muhammadiyah Sumbar Cetuskan 'Deklarasi Gunung Talang'
KETUA Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, DR. H. Shofwan Karim, bersama DR. Bachtiar, menyerahkan piagam penghargaan pada Ketua Muhammadiyah Kabupaten Solok, Afrizal Harun, pada acara konsolidasi dan konkritisasi organisasi serta penguatan cabang dan ranting, di wilayah Zone 3, di di komplek pendidikan Muhammadiyah Bukitkili, Kabupaten Solok, Minggu (27/8). (DOK. ADI BERMASA) 

Banyak problema yang kini melanda persyarikatan Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting di Sumatra Barat. Sehingga, ada ranting dan cabang yang sampai vakum kegiatannya. Ada juga lembaga pendidikan milik persyarikatan dikelola oleh orang-orang yang tidak mengerti dengan ke-Muhammadiyah-an. Begitupula tanah yang diwakafkan untuk persyarikatan tidak kunjung diurus sertifikatnya. Belum lagi rumah ibadah yang dibangun persyarikatan tidak lagi dikelola pengurus yang ditetapkan Muhammadiyah.

Jika beragam problema itu tidak diatasi, maka dikhawatirkan lambat laun persyarikatan hanya akan tinggal nama besar sebagai kenangan untuk diingat generasi mendatang.

Beragam problema tersebut secara bertahap dan terencana coba diatasi bersama-sama dengan memfungsikan secara maksimal peran Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Muhammadiyah Sumatra Barat. Untuk itu, LPCR Muhammadiyah Sumbar memprogramkan tiga zone wilayah. Gerakan awal dimulai dengan zone 3 yang mencakup Mentawai, Pessel, Solok Selatan, Kota Solok, Kabupaten Solok, Sawahlunto, Sijunjung, dan Dharmasraya.

Khusus zone 3, konsolidasi dan konkritisasi organisasi serta penguatan cabang dan ranting sudah dilaksanakan Minggu lalu (27/8/2017), di komplek pendidikan Muhammadiyah Bukitkili, Kabupaten Solok.

Dalam acara itu tampil sebagai narasumber Pimpinan Muhammadiyah Sumatra Barat, mulai dari Ketua Wilayah, Lembaga dan Aisyiah serta tim ahli, seperti DR. Shofwan Karim, DR. Bachtiar, Aliamran Abbas, Murizal, Martaon Pulungan, Adi Bermasa, dan Yulintidar.

Beragam pemikiran dan strategi untuk menggerakkan cabang dan ranting yang dilanda kelesuan dan kematian bergema dalam kegiatan itu. Bahkan, argumen sengit juga dimunculkan banyak peserta. Namun pada intinya semua berharap Muhammadiyah berjaya kembali di tingkat akar rumput. Bahkan, peserta rapat konsolidasi juga sepakat melahirkan 'Deklarasi Gunung Talang' yang isinya sebagai berikut: (1) Melaksanakan sesegeranya musyawarah cabang dan ranting yang belum dilakukan, selambat-lambatnya akhir Oktober 2017; (2) Memajukan gerak persyarikatan secara maksimal di cabang dan ranting dengan memperkuat sumber daya pimpinan, termasuk mengikutsertakan potensi kader angkatan muda Muhammadiyah; (3) Menghidupkan dan menggairahkan kembali cabang dan ranting yang telah mati atau yang tidak aktif lagi; (4) Meningkatkan kegiatan amal usaha yang telah ada di cabang dan ranting , dengan peningkatan keterampilan pelaksananya; dan (5) Memperkuat muballigh/mubalighah Muhammadiyah sebagai ujung tombak cabang dan ranting serta menjalin kerjasama dengan banyak mitra tanpa mengikat.

'Deklarasi Gunung Talang' itu akan ditindaklanjuti dengan evaluasi. Bagi yang tidak atau kurang peka dengan kesepakatan tersebut juga akan dimunculkan gerakan simpatik demi tumbuh subur dan jayanya kembali Muhammadiyah di tanah Minangkabau. *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan