Kader Muhammadiyah Doktor Filsafat Islam di Cairo University
Cecep Taufikurrohman, Doktor Filsafat Islam dari Darul Ulum, Univesitas Cairo berpeci putih di tengah
Kader Muhammadiyah Doktor Filsafat Islam di Cairo University
Muhammadiyah Mesir. Senin, 31 Agustus 2020 telah dilaksanakan sidang terbuka Disertasi Doktoral atas nama Cecep Taufikurrohman, pada Jurusan Filsafat Islam, di Aula Prof. Dr. Hamid Tahir, Fakultas Darul Ulum, Universitas Cairo.
Sidang yang awalnya direncanakan Kamis (27/8) lalu terpaksa diundur karena salah satu anggota Dewan Penguji mendadak masuk Rumah Sakit.
Kendati demikian, hal ini tidak menurunkan semangat promovendus. Terbukti, Ketua PCIM Mesir Periode 2006-2008 ini, setelah sidang yang berlangsung hampir 3 jam, berhasil meraih gelar Doktor dengan yudisium Martabat Syaraf ‘Ula (Summa Cum Laude), dengan judul disertasi “Pemikiran Keagamaan di Indonesia serta Peranan Aqidah Sunni dalam Menjaga Keutuhan NKRI”.
Karena sidang dilaksanakan di tengah pandemi, sesuai instruksi kampus, sidang dijalankan dengan protokol kesehatan.
Sebelum memasuki aula para peserta sidang diwajibkan menggunakan masker dan kondisi tangan telah disterilkan.
Turut hadir dalam sidang tersebut Atdikbud KBRI Cairo, Prof. Bambang Suryadi, Ph.D. dan Staf KBRI lainnya, rekan-rekan PCIM Mesir, mahasiswa Indonesia yang berasal dari Jawa Barat (KPMJB) dan tamu-tamu asing dari negara lain seperti Mesir, India, Pakistan dan negara-negara lainnya.
Adapun Dewan Penguji pada sidang kali ini terdiri atas: Prof. Dr. Mostafa Hielmi (Promotor), Prof. Dr. Mohammad el-Sayyed el-Galayand (penguji internal) dari Universitas Cairo, dan penguji eksternal dari Universitas Elminiya (Prof. Dr. Mohammed Salamah Abdel Aziz).
Dalam presentasinya, Promovendus menjelaskan, bahwa Aqidah Islam merupakan landasan bagi Umat Islam di Indonesia untuk merawat persatuan dan NKRI, merujuk pada model yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya dalam bernegara, lalu nilai-nilai dasar aqidah ini diaplikasikan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang sangat majemuk.
Aqidah Islam lah yang mewajibkan setiap Muslim mencintai bangsanya, bersikap terbuka, toleran dan menghargai kebinekaan yang menjadi ciri khas bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia mencintai negaranya bukan karena ia lahir dan tinggal di Indonesia saja, tetapi karena Islam mewajibkan mereka mencintai dan merawat negara di manapun seorang Muslim berada”.
Memuji Desertasi tersebut, para penguji menyampaikan urgensi informasi yang dimuat pada karya ilmiah ini, sebagai informasi baru perihal Islam di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, apalagi Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia jumlah penduduk, dengan keanekaragaman yang sangat kompleks.
Di sisi lain, para penguji mengapresiasi keunikan penyebaran Islam di Indonesia yang sangat unik, di mana Islam dapat diterima sebagai bagian dari identitas budaya lokal, dengan metode dakwah para Wali Songo yang sistematis dan bijak.
Promovendus yang akrab dijuluki Buya CT ini, meraih gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, S2 di Universitas Al Azhar Mesir, dan S3 di Fakultas Darul Ulum, Cairo University.
Salah satu tokoh Muhammadiyah alumni Cairo University sebelumnya adalah Ketua Umum (waktu itu istilahnya Ketua) PP Muhammadiyah KH. Ahmad Azhar Basyir, MA. Pak Azhar mendalami ilmu keislaman di kampus ini dan meraih gelar Master.
“Bangga dan senang, salah satu kader terbaik Muhammadiyah Mesir dapat meraih gelar doktor di Universitas Kairo. Semoga ilmu yang beliau peroleh dapat bermanfaat bagi masyarakat luas; menginspirasi dan memotivasi semangat belajar para kader Muhammadiyah yang masih berada di Mesir,” tutur Umair Ketua PCIM Mesir 2020-2022. (Azka)
Sumber:
https://mesir.muhammadiyah.id/2020/09/01/kader-muhammadiyah-mesir-raih-gelar-doktor-filsafat-islam/
Komentar