Matahari di Formosa: Universitas Asia

 


Matahari di Formosa:

Muhammadiyah di Universitas Asia Taichung

 

Oleh Shofwan Karim

 

Sembari mencari waktu yang tepat untuk bertemu PCIM Taiwan di Taipei saya kontak dengan Dr Andi Azhar alumni Universitas Asia (UA)Taiwan di Taichung yang kini kembali ke Universitas Muhammadiyah Bengkulu. 

 

Dari aktivis Muhammadiyah yang juga periset di Universitas Asia yang saya kenal beberapa lama yang lalu, dapatlah gambaran adanya dua Pimpinan Muhammadiya di Formosa ini.  

 

Kantor Pusat pertama adalah di Taipei dan Kantor Pusat kedua adalah di Taichung. Taipei terletak di belahan utara Pulau Formosa ini. Taichung adalah belahan tengah di Pantai Barat. Jarak antara keduanya lebih-kurang 185 kilometer. Bila ditempuh dengan kereta cepat (High Speed Rail) kurang dari 1 jam dan bila berkenderaan mobil dengan toll free bebas hambatan sekitar  dua jam. 

 

Lobi Haedar

 

Saya dan isteri sampai di UA disambut Ketua PCIM Fahni Haris dan Taufiq Ismail. Yang pertama sedang menyelesaikan Ph.D Ilmu Keperawatan dan yang kedua baru menyelesaikan Ph.D Manajemen  Bisnis . Fahni dosen UMY dan Taufiq Dosen UNBRAW. 

 

Beberapa dekade belakangan  Muhammadiyah cukup agresif untuk pengembangan dakwah internasional Islam berkemajuan. 

 

Muhammadiyah mempunyai Cabang Istimewa di 30 negara. Fokusnya, terutama dalam bidang pendidikan dan layanan kemanusiaan. 

 

Dengan Taiwan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Natsir, M.SI.          

menandatangani kerjasama dengan  12 Univerasitas di Tainan (9/3/2017)

 

Menurut Fahni Haris dan Taufiq Ismail dalam bincang singkat dan padat di Kantor PCIM Intsernational Center UA, Taichung (Selasa. 26/9/2023) Haedar agresif. Pada 2018, Haedar datang lagi melobi Presiden UA. 

 

Kali ini meminta ruangan untuk kantor PCIM dan tempat ibadah Kaum Muslimin terkhusus mahasiswa Muslim dari berbagai belahan dunia di UA ini. Dengan segala penghormatan dan keterbukaannya pihak universitas, maka Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) diberikan satu ruangan di International Center dan Pusat Ibadah di Kampung International (International Village Asia Univerisity) di Kawasan kampus. 

 

Jarak keduanya sekitar 150 meter. Mereka menamakan Masjid karena diselenggarakan salat Jumat di samping ibadah 24 jam juga  pusat dakwah dan pengajian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan