Pemimpin NKRI Sejati

https://youtu.be/cPY6URZCwcg

Keduanya adalah Pemimpin 

NKRI Sejati 

Oleh Shofwan Karim

Pertemuan 12 Juli 2019 dari pk 10.00 sd pk 11.30 Jokowi dan Prabowo di MRT Lebak Bulus hingga Senayan Sabtu kemarin bermakna mulia.

https://youtu.be/cPY6URZCwcg 


Keduanya menunjukkan kecintaan kepada NKRI sepenuhnya. Diharapkan, lebih dari sekedar pancaran jiwa demokratis dan kesatriaan, pertemuan itu memberikan efek positif kepada kedua pengikut mereka secara khusus dan umumnya seluruh bangsa Indonesia.


Aura kesejukan, ikhlas, legawa dan tekad ke depan saling mendorong kemajuan NKRI telah mencuat keluar dari narasi hati dan bibir mereka.

Hendaknya hal itu membuat semua  263 juta jiwa bangsa Indonesia menjadi tenang kembali. Sesuatu yang sebelumnya pada safari panjang perjalanan demokrasi Indonesia tergerus. Bahkan kadang-kadang terasa  hampir murka pada puncak peristiwa 21 dan 22 Mei lalu.

Tinggal lagi kepada kita semua yg ada di papan tengah dan bawah. Apakah kita memilih bungkam dengan memelihara letupan dada dan kepala yang panas menyebut satu dengan yang lain saling memaki dan mencaci. Ataukah kita dengan bias positif nuansa pertemuan keduanya itu ikut tenang, adem dan kembali gembira dan produktif?

Pilihan ada pada kita. Mau mengkristal dalam contoh positif keduanya. Atau tetap meluncur dan luntur dalam kehendak letupan ketidaknyamanan?


Di Sumbar sudah tidak relevan lagi menyebut kata, "bangga menjadi bagian dari 85,92 persen meski kalah di tingkat nasional".

Atau, "bangga menjadi bagian dari 14,08 persen tetapi menang di tingkat nasional !"

Mari kita konsentrasi kepada penyelesaian jalan toll  Padang ke Pekanbaru. Menyelesaikan Stadion Utama Lubuk Alung persiapan lokasi MTQ Nasional 2020.

Mengingkatkan pelaksanaan rencana strategis, operasional dan eksekusi pembangunan kepariwisataan Sumbar.


Mencapai optimisme program Sumbar sebagai lumbung dan kancah pembangunan sumber daya manusia sebagai inti tema pokok Zaken Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin 5 th ke depan.

Peningkatan mutu pendidikan sekolah, madrasah dan pesantren.

Peningkatan ekonomi mikro dan usaha produktif warga, keluarga dan  masyarakat Sumbar. 

Meningkatkan populasi ternak, usaha industri mikro rumah,  kuliner dan kerajinan. Tetap meningkatkan aktor sebagai  sentra produsen hortikuktura, sayur mayur, produk telur dan daging ayam untuk dalam Sumbar dan provinsi tetangga.


Menjaga dan meningkatkan nafas, jiwa dan tata laksana Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah.  Usaha dan kerja keras mencari terobosan peningkatan PAD Pendapatan Asli Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten di luar pajak. Dan seterusnya hingga persiapan pemilihan Kepala Daerah tahun depan.

Artinya, mari kita semua konsentrasi kembali kepada normalitas pemikiran, jiwa dan hati kepada rencana dan pelaksanaan pembangunan yang sudah kita siapkan dan tengah kita laksanakan.

Hal itu lebih afdhal agaknya daripada mengorek kembali mimpi yang belum sampai tentang Pemilu lalu. Melaksanakan kerja yang terbengkalai dan memandang ke depan adalah lebih baik.***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan