Pemimpin Umat, Bangkitlah!
Pemimpin
Umat, Bangkitlah!
Oleh Shofwan Karim
Apabila pemimpim Organisasi Masyarakat
(Ormas) dan Ormas Islam dianggap pemimpin ummat, maka apakah yang mereka
lakukan sekarang ?. Mereka tiarap, kata saya ketika ditanya orang mengapa
akhir-akhir ini Ormas Islam tidak banyak terekspose seperti masa lalu di media arus utama di Sumbar. Kecuali di
media sosial semacam Face Book, WA, Line, Telegram, Blog Pribadi atau Blog Page
Template gratis halaman internet. Mereka terus melakukan pembinaan umat, paling
tidak terhadap masing-masing warga Ormasnya. Tetapi di luar itu, mereka memang
tiarap.
Apa pasal, kata mereka. Perkembangan zaman
sudah tidak memungkinkan lagi organisasi digerakkan dengan sukarela tanpa ada
dana untuk keperluan kegiatan rutin dan program kerja agenda yang disusun
melalui musyawarah.
Dulu di zaman Orde Baru dan di awal
reformasi sampai periode pertama Irwan Prayitno-Muslim Kasim menjadi Gubernur
dan Wakil Gubenur tetap ada. Kalau tak
salah waktu itu Ketua DPRD adalah Yulteknil. Ketika itu hampir tiap tahun Ormas
mengajukan anggaran program, agenda gerakan organisasi melalui APBD atau bukan
melalui APBD tetapi kebijakan pemerintah provinsi dan kota serta kabupaten,
banyak atau sedikit selalu ada dipenuhi. Tetapi pada masa priode kedua Irwan
Perayitno_Nasrul Abit sekarang ini atau tiga
tahun belakangan ini, sepengatahuan saya tidak ada sama sekali.
Dulu, dengan bantuan stimulan atau motivasi dari Pemerintah itu, mereka mendapat energi sambil berkreasi sendiri. Misalnya dengan bantuan sedikit itu, mereka kembangkan dengan melibatkan pihak lain atau kreasi sendiri, sehingga organisasi mereka dapat meningkatkan peranannya di dalam membina masyarakat dan memajukan berbagai lapangan yang tak terjangkau pemerintah di bidang keagamaan, pendidikan, dakwah, generasi muda, wanita, peningkatan apresiasi dan pemahaman serta pembelajaran adat dan budaya, pembinaan generasi muda wanita dan seterusnya. Sekarang, mereka dengan susah payah menggerakkan organisasinya semata-mata dari swadaya pengurus dan warga atau bantuan masyarakat.
Pada awal tahun lalu, terjadi trauma. MUI
Sumbar menutup kantornya mulai Februari 2017 akibat ketiadaan dana operational karena terhenti bantuan dari
Pemerintah sejak 2015. Waktu itu, MUI
Sumbar mengembalikan kenderaan pinjaman
Pemprov dan menyatakan tunggakan listrik
yang menjadi hutang MUI tidak terbayar.
Hal yang sama terjadi kepada Ormas
lainnya. Mereka tiarap. Hanya satu dua Ormas yang bisa jalan dengan swadaya
sendiri, di antaranya Muhammadiyah Sumbar dalam pendanaan yang sangat minim.
Yang lain, boleh dikatakan tenang saja. Harian Republika 8 Februari 2017
mengutip Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat, Nasrul Abit mengakui tidak ada
bantuan anggaran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar karena terkendala
Permendagri No 39 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 tahun 2011. Ternyata setelah diteliti, sampai tulisan ini
ditulis belum bertemu satu ayat pun atau
satu pasal pun termaktub di situ kata
larangan. Permendagri itu lebih banyak mengatur cara pengajuan, obyek bantuan
dan pertanggung jawaban.
Dan pada laman www.kemendagri.go.id, 2 Februari 2017 mengutip Tjahyo Kumolo
Mendagri, mengatakan Ormas mangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara karena itu dapat diberikan dana hibah dan bansos dibantu pemerintah dan pemerintah daerah
kecuali Ormas yang dilarang. Sebelum itu sudah ada sebenarnya di dalam surat penjelasan Organisasi
Muhammadiyah sebagai Badan Hukum dari Mendagri tgl 30 Juni 2016 kepada
Gubernur, Bupati dan Wakikota se Indonesia dengan nomor 220/2742/POLPUM, bahwa
organisasi yang jelas badan hukumnya, syah menurut undang-undahg dan peraturan,
dapat diberikan hibah dan bantuan sosial.
-->
Untuk tahun 2018 ini, beberapa Ormas sudah mengajukan kepada Gubernur
dan DPRD untuk menghidupkan kembali hibah dan bantuan sosial itu, semoga akan
menjadi kenyataan. Dengan begitu Ormas dapat bergerak lebih meningkat lagi untuk tidak selalu dikatakan apa saja kerja
pemimpin ummat menghadapi penyakit masyarakat, narkoba, pelacuran LGBT dan
rumah tangga yang rapuh, sebagaimana banyak diberitakan media, akhir-akhir ini.
Pemimpin umat, bangkitlah !. Allah Maha Tahu yang sebenarnya. Allah A’lam bi al-Shawab. ***
Komentar