Membangun Muhammadiyah Membangun Sumbar



DR Shofwan Karim ELHA MA, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar 2015-2020


Wartawan : Hijrah Adi Sukrial - Padang Ekspres -  Editor : Riyon - 03 January 2016 11:28 WIB    Dibaca : 26 kali

 

 

Membangun Muhammadiyah untuk Membangun Sumbar

http://www.koran.padek.co/read/detail/48147. Padang Ekspres, 3/1/2016

Setelah sebelumnya memimpin Muhammadiyah Sumbar pada periode 2000-2005, pada Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-41 Muhammadiyah Sumbar, Sabtu (26/12) lalu, Shofwan Karim Elha kembali dipercaya menjadi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar untuk periode 2015-2020.

Dia mengatakan  Muhammadiyah harus menjadi organisasi yang berperan besar dalam pembangunan Sumatera Barat. Kata dia, Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir di Jogjakarta namun dibesarkan oleh orang-orang Minang.

Untuk mempertahankan hal itu, tentu saja orang Minang harus membesarkan Muhammadiyah Sumatera Barat. 

Seperti apa program kerja dan terobosan yang akan dilakukan Shofwan Karim di masa kepemimpinan 2015-2020 ini? Berikut wawancara wartawan Padang Ekspres Hijrah Adi Sukrial dengan Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat terpilih, DR Shofwan Karim ELHA MA.

Selamat, Anda kembali dipercaya masyarakat Muhammadiyah Sumbar untuk memimpin Muhammadiyah Sumbar lima tahun ke depan. Namun ada pertanyaan yang berkembang di masyarakat, apakah Muhammadiyah Sumbar sudah kehabisan kader sehingga tokoh senior yang sebelumnya sudah pernah memimpin Muhammadiyah harus turun tangan untuk kembali menjadi pemimpin Muhammadiyah?

Jadi begini, saya sebelumnya memang sudah memimpin Muhammadiyah, tepatnya pada periode 2000-2005. Kemudian, pada 2005-2010 saya jadi penasehat. Nah, setelah habis masa jabatan, saya tetap mengikuti setiap kegiatan Muhammadiyah. 

Saat Muswil, saya hadir dan mengisi form yang diberikan panitia. Di dalamnya ada pernyataan bersedia menjadi pengurus wilayah maupun pengurus organisasi otonom. Dalam perjalanan Muswil, ternyata saya dipercaya teman-teman untuk memimpin Muhammadiyah. 

Namun perlu dipahami, Muhammadiyah bukanlah organisasi yang bergantung kepada ketokohan pimpinan dan pengurusnya. Muhammadiyah adalah organisasi yang besar dan sudah memiliki sistem.

Artinya, siapa pun yang memimpin Muhammadiyah, dia akan bekerja mengikuti sistem yang sudah ada. Mungkin yang diperlukan adalah terobosan dan inovasi agar sistem yang sudah ada itu bisa bergerak dengan optimal.

Apa yang akan menjadi program prioritas Anda pada periode 2015-2020 ini?

Saya akan memprioritaskan penguatan organisasi, yaitu kelembagaan dan badan usaha Muhammadiyah. Kita akan inventarisir seluruh sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah Sumbar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Untuk sumber daya manusia, saat ini ada 980 ribu warga Sumbar yang tercatat sebagai anggota Muhammadiyah. Kita akan tata kembali, caranya bagi masyarakat Sumbar yang belum memiliki kartu anggota diharapkan mendaftar ke kantor Muhammadiyah terdekat.

Bagi yang sudah memiliki kartu anggota namun sudah mati diminta kembali memperbarui kartunya. 

Sedangkan untuk penguatan kelembagaan dan badan usaha Muhammadiyah upaya pertama kita adalah menginventarisirnya. Setelah itu kita akan mengoptimalkan pengelolaannya. Sehingga memberi manfaat kepada masyarakat Muhammadiyah dan warga Sumbar.

Menurut data yang ada pada Anda, apa saja sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah saat ini?

Kita memiliki 780 ranting, 147 cabang dan 19 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Kita juga memiliki 9 majelis, 4 lembaga, 3 badan, 7 organisasi otonom, 301 unit pendidikan yang mengelola pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.

Selain itu, ada 47 panti asuhan, 250 masjid dan mushalla, 3.000 mubaligh, 2 rumah sakit  dan 4 klinik, 14 BMT, dan 2 juta meter persegi tanah. 

Bagaimana kondisinya?

Semua sumber daya itu belum terinventarisir dan terkelola dengan baik. Banyak tanah wakaf yang belum dikelola dengan maksimal. Ada juga tanah wakaf yang digugat oleh keturunan pemberi wakaf.

Oleh sebab itu, kita akan inventarisir juga semua masalah dan kita akan memaksimalkan penggunaannya tanah-tanah wakaf tersebut.

Muhammadiyah adalah organisasi yang berkembang sangat pesat di Sumbar. Bisa dikatakan Sumbar adalah salah satu basis Muhammadiyah di Indonesia. Bagaimana Anda melihat Muhammadiyah Sumbar dewasa ini?

Benar. Ada idiom bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir di Jogja namun dibesarkan oleh orang-orang Sumbar. Sebut saja AR St Mansyur, Buya Hamka dan tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya.

Coba bayangkan, setiap saya mengikuti acara Muhammadiyah tingkat nasional, banyak sekali bertemu dengan orang Minang. Meski tidak mewakili Sumbar, namun di provinsi mana pun di Indonesia, ada orang Minang yang menjadi pengurus Muhammadiyah di provinsi tempat dia merantau.

Karena hal di atas, besar harapan pengurus pusat terhadap Muhammadiyah Sumbar. Sayangnya, karena perjalanan waktu, kenyataan tidak sesuai harapan mereka (pengurus pusat, red).

Misal, UMSB (Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat), meski terus berkembang namun belum sebesar Universitas Muhammadiyah Malang dan universitas Muhammadiyah di daerah lain. 

Padahal, UMSB yang lahir tahun 1955 adalah universitas Muhammadiyah tertua di Indonesia. Untuk itu, secara internal kita akan bekerja dengan maksimal. Kita akan rangsang seluruh anggota bersama-sama menghidupkan dan menggerakkan Muhammadiyah Sumbar. 

Sebab, membangun Muhammadiyah ini sudah sama dengan membangun Sumatera Barat. 

Selain usaha di internal, untuk usaha eksternal apa terobosan Anda?

Kita akan kerjasama dengan seluruh stake holders. Kita juga mencanangkan seluruh pimpinan daerah menjadi anggota Muhammadiyah. Saya ingin semua bupati dan wali kota di Sumbar memiliki kartu anggota Muhammadiyah. 

Sebenarnya kita sudah mulai bergerak. Senin (4/1) kita akan ke Payakumbuh untuk menyerahkan beasiswa dan makan siang dengan Wali Kota Payakumbuh. Kita akan minta bantu agar mengaktifkan warga Muhammadiyah. Malam harinya kita akan makan malam dengan Wako Padang.  

Kita akan berdayakan badan usaha yang sudah dirintis Muhammadiyah. Kita kembangkan agar dapat menjangkau berbagai sektor lainnya. Di didang kepemudaan, kita siap berkolaborasi dengan angkatan muda Muhammadiyah untuk mewujudkan Sumbar yang berakhlakul karimah. 

Kemudian, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan organisasi pemuda lainnya harus menjalankan program kaderisasi.

Lalu, kita akan bersinergi dengan media massa yang ada di Sumbar, bekerjasama dengan LSM, dan membuka hubungan sejak dini dengan bupati/wali kota terpilih.

Apalagi ada beberapa orang pimpinan daerah terpilih itu adalah kader Muhammadiyah. Di antaranya Irdinansyah Tarmizi yang terpilih menjadi Bupati Tanahdatar. 

Apa pesan Anda untuk warga Muhammadiyah Sumbar?

Bagi yang belum memiliki kartu anggota segera urus. Kalau di Padang datang saja ke Jalan Sawahan No 62, bawa identitas dan pas foto atau soft copy-nya.

Bagi yang sudah ada perbarui, dan bagi yang sudah jadi pengurus, ayo sama-sama bergerak. Karena, memajukan Muhammadiyah sama dengan memajukan Sumatera Barat dan Indonesia. (*)

SebelumnyaSelanjutnya
MinSenSelRabKamJumSab
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Xpresi

Sadar Kapan Harus Berubah (2/Habis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan