Putra Sumpur Kudus: Indonesia Maju

TOKOH PENYEJUK NUSANTARA
DARI KAMPUNG SUMPUR KUDUS

Oleh. Asmul Khairi

Kampung di kaki Bukit Barisan itu bernama Sumpur Kudus, berada dalam Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, di sanalah Ahmad Syafii Maarif atau yang lebih akrab dipanggil buya Maarif dilahirkan, buya dianugerahi penghargaan, “Anugerah Indonesia Maju 2018-2019, dalam kategori anugerah khusus dapat gelar Tokoh Pengejuk Nusantara” di Pullman Hotel, Jakarta, tepatnya pada hari Senin, 08 April 2019.

Ini entah yang keberapa kalinya buya menerima penghargaan, semoga buya sehat, panjang umur, dan selalu berbuat untuk kemanusiaan, bangsa, dan negara tercinta.

Pada kesempatan yang berharga ini, Saya diminta oleh buya untuk mewakili menerima penghargaan yang bergengsi tersebut karena buya sedang berada di Yogyakarta, ini merupakan yang kedua kalinya saya mewakili buya menerima penghargaan yang terhormat.

Di mana pada waktu pengumuman para peraih penghargaan, nama buya merupakan yang pertama kali dipanggil ke depan oleh panitia untuk menerima penghargaan ini, yang mana penghargaan diserahkan langsung oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia.

Ini merupakan rangkaian acara Rakyat Merdeka yang ultah Ke-20 dan Warta Ekonomi yang ultah ke-30 memberikan Anugerah Indonesia Maju 2018-2019 kepada para menteri, BUMN, korporasi dan tokoh nasional. Wapres Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Tokoh Utama Indonesia Maju.

Selamat Ulang Tahun buat Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi semoga selalu memberikan informasi yang akurat dan terdepan.
Anugerah Indonesia Maju 2018-2019 selain Wapres, hadir juga sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Ada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri KLHK Siti Nurbaya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljanto, dan Menteri Sosial Agus Gumiwang.

Sejumlah pejabat BUMN dan petinggi korporasi juga hadir. Wapres masuk ke Ballroom pukul 19.10 WIB. Kehadirannya disambut gemuruh tepuk tangan hadirin. Berbatik hitam lengan panjang, Pak JK menyapa dan menyalami sejumlah menteri dan para tokoh nasional. Pak JK tak langsung duduk, menunggu lagu Indonesia Raya selesai dikumandangkan.k Kemudian, Wapres disuguhi tarian Bhinneka Tunggal Ika. Dinamai begitu karena para penarinya, menggunakan berbagai pakaian daerah yang berbeda-beda.

Anugerah ini menjadi sarana apresiasi kepada para tokoh-tokoh di Indonesia yang telah memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia. Seperti disampaikan oleh Pak Margiono yang merupakan Direktur Utama dan Founder Rakyat Merdeka, bahwa filosofi dari anugerah ini sangat dalam.

Saat ini, kondisi Indonesia dalam posisi di persimpangan untuk maju.
Ada sekelompok masyarakat yang hanya memiliki kepentingan pribadi atau kelompoknya, tanpa mengindahkan kepentingan Indonesia yang lebih besar.

Di sisi lain, ada yang ingin membuat Indonesia lebih maju dan menjadi salah satu negara besar.
“Tokoh-tokoh yang memperoleh penghargaan ini memiliki komitmen, semangat, dan langkah-langkah kongkrit untuk Indonesia Maju.

Tokoh-tokoh itu tidak menginginkan Indonesia zigzag berspekulasi, mandek, apalagi mundur,” tandas Margiono yang juga Ketua Dewan Penasihat PWI Periode 2018-2023.
"Adanya Anugerah Indonesia Maju kali ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh elemen bangsa ini untuk bertindak dan beraksi dalam kerangka yang sama. Bertindak dan beraksi untuk satu tujuan, Indonesia Maju," ungkap Presiden Komisaris Warta Ekonomi Fadel Muhammad.
Dalam penentuan penerima anugerah tersebut, sejumlah langkah dilakukan dalam rangkaian riset.

Tahap-tahap tersebut adalah riset kualitatif melalui desk research. Kemudian dilanjutkan dengan penjurian awal, media monitoring, dan penjurian tim Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi.

Khusus untuk kategori anugerah khusus, penentuan penerima apresiasi dibantu oleh tiga juri, yakni Suryopratomo (tokoh pers Indonesia), Tjipta Lesmana (akademisi yang juga pakar politik terkemuka di Indonesia), dan Hasnul Suhaemi (tokoh bisnis yang pernah menjadi direktur utama perusahaan papan atas).

Selamat buat buya dan para peraih Anugerah Indonesia maju, Indonesia bersatu, dan semakin jaya, dengan begitu Sumpur Kudus ikut semakin terdepan.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan