Pidato Milad 104/107 Ketua PWM Sumbar








MILAD  MUHAMMADIYAH KE-104 / 107
TAHUN 2016 M/1437 H

MEMBANGUN KARAKTER SUMBAR  BERKEMAJUAN

Alhamdulillah Muhammadiyah telah berusia 104 tahun dalam hitungan Miladiyah dan 107 tahun dalam bilangan Hijriyah pada tahun 2016/1437 yang kita peringati ini. Untuk tingkat PDM Kota dan Kabupaten sudah dilaksanakan acara peringatan itu. Pada hari ini adalah tingkat wilayah atau Sumbar. Yang diberi amanah dan kita apresiasi tinggi adalah PDM Kota Padang sebagai pelaksana dari acara peringatan ini. 

Sebagai mana di berbagai PDM, pada setiap peringatan Milad  pada tahun 2016 lalu ada yang disatukan dengan hari Bermuhammadiyah atau HariMU.  Kegiatan itu selalu digandengakan dengan peletakan batu pertama gedung dakwah, kantor dan pengguntingan pita peresmian amal usaha. 

Pada kali ini, insya Allah di launching pula peresmian pernyataan dibangunnya,  “Perumahan Perkampungan Islami Sang Surya.”  Dan tadi pagi sudah dilaksanakan pula gelar jalan massal gembira yang diiringi dengan hadiah-hadiah atau door-prize.

Kepada  Ketua Umum  kita menyanjungkan penghargan dan terimakasih. Secara pribadi Bp. Dr. Haedar Nashir, M.Si di tengah pengabdiannya berkenan hadir walaupun kami dapat info kemarin beliau di Samarinda, kemudian di Bangka-Belitung, tadi malam ditinggal pesawat dan sekarang alhamudlillah sudah di depan kita. 

Kepada Bapak Gubernur yang sekarang diwakili Sekda Provinsi Bp Dr. H. Ali Asmar, M.Pd kami aturkan pula termakasih atas kehadiran dan bantuannya. Begitu pula kepada Wako Padang, Bp. H. Mahyeldi Ansharalullah, SP Dt. Marajo kami aturkan terimakasih atas kehadirin dan bantuannya. Kepada beliau bertiga kita mohon memberikan sambutan dan khusus Ketua Umum sekaligus Taushiyah.

Bapak Ketua Umum, Sekda Provinsi,  Wako dan seluruh tokoh  serta hadirin-hadirat yang mulia.
Memperingati milad sekarang khusus untuk Sumatera Barat, kita ingat kembali jasa Dr. H. Abdul Karim Amrullah atau dulu disebut inyiak dotor atau inyiak rasul, ayah Buya Prof. Dr. HAMKA. Inyiak Rasul mendirikan persyarikatan Muhammadiyah   di Sungai Batang Th 1925,  setelah pulang dari melawat ke tanah Jawa  dan bertemu KH  Ahmad Dahlan.  

Dengan hadirnya Muhammadiyah maka organisasi yang sebelumnya sudah beliau dirikan di Maninjau, Sendi Aman Tiang Selamat” (SATS) yang segaris dengan Muhammadiyah telah dileburkannya menjadi Muhammadiyah. 

Muhammadiyah itu kemudian beliau bawa pula ke Padang Panjang dan berdiri pula di situ,  tahun 1926.  Sejak itu sampai hari ini, hampir semua  luhak,  nagari, jorong, kelurahan, RT dan RW  Minangkabau atau sekarang Sumatera Barat sudah berdiri dan bergerak Muhammadiyah, Aisyiah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, IMM, IPM, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Hizbul Wathan dan berbagai amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiah bidang pendidikan, rumah sakit dan poliklinik, panti asuhan,  dan seterusnya. 

Kita bersyukur kepada Allah karena berkat karunia dan ridha-Nya, dan kerja keras setiap warga, pimpinan, kader dan angkatan muda,  Muhammadiyah berkembang dengan istiqamah dalam menyebarluaskan dan memajukan misi dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang dicita-citakan selama ini. 

Secara organisatoris Muhammadiyah di Sumbar terdiri atas 19 PDM Kota dan Kabupaten. Dengan 147 Cabang pada setiap Kecamatan dan mempunyai  873 Ranting di hampir setiap nagari, jorong,  dan kelurahan. Tugas kita adalah menggerakkan semua jajaran itu. Masih banyak yang masih perlu dorongan. Perlu enerji dan pelumas semangat supaya lebih bangkit dan bergerak lagi.

Hadirin yang kami hormati
Pada milad ke 107 ini, Muhammadiyah mengambil tema Membangun Karakter Indonesia Berkemajuan. Untuk Sumbar tentulah membangun Karakter Sumatera Barat Berkemajuan. Membangun Muhammadiyah berarti kita membangun Sumbar . Membangun karakter Muhammadyah berkemajuan berarti membangun karakter Sumbar berkemajuan.

Membangun karakter ialah membentuk kepribadian yang khas berbasis nilai-nilai Islam al-akhlaq al-karimah untuk melahirkan sosok insan Muslim, Minangkabau dan Muhammadiyah (3M) yang berbuat kebajikan-kebajikan serba utama dalam kehidupan di lingkup individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan global. 

Hal itu senafas dengan misi risalah Nabi sebagaimana dalam salah satu hadisnya, “innama bu’itstu li-utammima makarima al-akhlaq”, bahwa “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-karakter  manusia”. Di Ranah Minangkabau, kita mempunyai adagium atau tagline, kalimat paten, “adat basandi syarak, syarak  basandi kitabullah”. 

Karakter atau akhlak yang sedang dan hendak terus kita  bangun adalah yang serasi dengan Islam dan Adat. Serasi dengan kebudayaan Minangkabau dan Nasional yang tidak bertentangan dengan karakter dan nilai-nilai Islami. Artinya yang kita cita-citakan dari Muhammadiyah adalah Minangkabu yang Islami dan Islami yang Mnangkabawi. 

Untuk tingkat nasional adalah Indonesiani yang islami dan Islami yang Indonesiani.  Di dalam hal hubungannnya dengan muamalah fid dunia, kebangsaan dan tanah air adalah Islam di dalam kerangka  NKRI, Islam yang mengakui Pancasila sebagai perjanjian luhur al-ahdi wasy syahadah.  Islam yang penuh damai, toleransi dan mengakomodasi kebhinnekaan serta menjadi soko  guru terdepan dalam menjalankan  UUD tahun 1945. 

Wilayah  amnistratif Sumbar, wilayah kultural Minangkabau merupakan habitat Muhammadiyah yang amat kondusif sejak Muhammadiyah lahir, tumbuh dan berkembang di ranah Miangkabau ini. Meski begitu, mari kita sisihkan dulu puji-pujian sementara kalangan bahwa Muhammadiyah lahir  di Yogya dan tumbuh dan berkembang di Indonesia oleh  orang-orang Minangkabau. 

Meskipun kenyaatan itu sampai sekarang masih berkelanjutan, tetapi kita jangan terlena dengan kegemilangan masa lalu Muhammadiyah oleh pemimpin dan aktivis Minangkabau. Kenyataan hari ini, masih banyak yang harus kita kerjakan untuk menggerakan Muhammadiyah di seluruh sektor dan bidang di Sumbar. 

Walaupun secara institusional dan pranata pendidikan, kesehatan, panti asuhan, masjid, musalla,  tanah wakaf dan hibah serta keharta-bendaan kepemilikan Muhammadiyah tetap lebih optimal di bandingkan kepemilikan pihak lain, namun ini di samping menjadi keunggulan bagi kita, hal itu  juga menjadi beban.  

Oleh karena ada hal yang bersfat administratif, manajemen bahkan status hukum dan aturan yang harus disesuaikan, harus kita perbaiki terus. Sejalan dengan itu  kita terus menggerakan  program  wakaf uang, lazismu, dan peduli kamanusiaan dengan BPB-MDMC.

Dari segi  manajemen aset, pengembangan dan peningkatan kualitas dan mutu, kita masih harus bekerja keras memperbaikinya. Sejalan dengan itu hampir setiap waktu ada saja masyakarat, keluarga dan perorangan yang menyerahkan wakaf dan hibah terutama tanah dan aset lainnya kepada Muhammadiyah.  

Di dalam rapat pertemuan berbagai  majelis,  badan serta lembaga di tingkat wilayah semua itu menjadi gumpalan pembicaraan yang meminta pehatian semua kita, para kader untuk lebih giat lagi melakukan optimalisasi manfaat aset dan memperbaiki kualiatas AUM itu secara keseluruhan. 

Di samping itu amat terasa pula bahwa pada  setiap level organisasi persyarikatan ada saja inisiatif baru amal usaha. Setiap PDM sekarang mempunyai  “gawe” yang sangat intensif dan dinamis berupaa pendirian gedung dakwah, membangunan masjid raya Muhammadiyah, sekolah dan seterusnya.

Di situlah amat pentingnya kita memperkuat karakter perjuangan dan akhlakul karimah. Pada setiap diri, warga dan kader Muhammadiyah di seluruh Sumbar, kita menghimbau. Tingkatkan semangat juang membangun budaya dan peradaban berkemajuan. 



Di Sumbar warganya  mayoritas mutlak muslim dan kita merasa Muhammadiyah adalah juga maryoritas. Oleh arena itu Sumbar harus dibangun di atas pribadi-pribadi yang berkarakter mulia seperti kuat dalam memegang prinsip kebenaran, berbuat berbagai macam kebaikan, dan menepati batas-batas kepantasan dalam kehidupannya berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya. 

Mereka adalah pribadi-pribadi yang beraqidah, beribadah, berakhlaq, dan bermua’amalah dengan benar dan baik serta memancarkan keutamaan-keutamaan dalam hidupnya yang membawa kemaslahatan pada kehidupan semesta. 

Mereka menjauhkan diri dari dosa,suka berbuat salah,  menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan keburukan lain serta tidak berbuat kerusakan di muka bumi dalam bentuk apapun seperti kekerasan, korupsi, kejahatan, merusak alam, dan hal-hal yang dilarang ajaran Islam serta menimbulkan mafsadat di persada alam raya.

Warga Muhammadiyah sebagai bagian utama warga masyarakat Sumbar, hendaklah  memiliki karakter berkemajuan selain berperilaku indah dan santun,  juga cerdas, berilmu, terampil, kreatif, inovatif, mandiri, berdaya saing, dan sifat-sifat maju lainnya sehingga menjadi insan berkeunggulan. 

Mereka tumbuh-mekar menjadi insan yang bermasyarakat, beradab dan beradat, dan kokoh-tangguh akidah menghadapi pengaruh global.  Karakter kuat dan maju, tidak mudah terombang-ambing, sekaligus memberi sibghah atau celupan yang positif selaku khalifah fil-ardl dalam menyebarkan risalah Islam yang berwawasan rahmatan lil-‘alamin.  

Karakter yang suka bekerja keras, berinisiatif dan melakukan terobosan positif dalam kehidupan, mengunakan akal dan teknologi, cakap berusaha  dengan  elan vital dan bara api kekuatan iman dan taqwanya. Dengan begitu  semoga akan dilimpahkan Allah semua keberkahannya. Seperti janji-Nya, Allah mengingatkan dalam Al-Quran:

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٩٦)

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-Araf: 96).

Marilah kita  berikhtiar terus-menerus agar Muhammadiyah senantiasa tetap bersinar memancarkan cahaya pencerahan dan memberikan kemanfaatan terbaik untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan baik di lokal, regional dan universal. 

Akhinya kita  bermunajat kepada Allah SWT semoga Muhammadiyah senantiasa istiqamah menjalankan misi dakwah dan tajdid, serta berharap agar masyarakat Sumbar khususnya dan  bangsa Indonesia  umumnya di negeri tercinta ini memperoleh lindungan dan berkah dari-Nya. Nashrun min Allah wa fathun qarib.

PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH SUMBAR

Padang, 8 Januari 2017, DR. H. Shofwan Karim Elhussein, MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Obituari Buya Mirdas Ilyas (3): Satu Rumah-Posko Bersama

Sejarah Tahlilan